Jakarta (ANTARA News) - Croplife Indonesia melalui Program "Santun" (Solusi Cara Banyak Untung) menggalakkan kampanye kegiatan pengendalian hama terpadu (PHT) untuk meningkatkan produksi bawang merah.

Executive Director CropLife Indonesia Agung Kurniawan di Jakarta, Minggu mengatakan, selama ini aplikasi pestisida yang tidak rasional merupakan salah satu kelemahan dalam produksi bawang merah di Indonesia.

"Selain mengakibatkan biaya produksi yang tinggi, keuntungan minim dan efek buruk bagi ekosistem, penggunaan pestisida yang tidak tepat guna akan mengakibatkan gangguan kesehatan petani," ujar Agung.

Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan PRISMA (Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture) menggandeng Dinas Pertanian di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat menggelar program edukasi SANTUN.

Dia mengungkapkan salah satu kegiatan program SANTUN yang dilakukan bersama Dinas Pertanian Provinsi dan 30 dinas pertanian Kabupaten se-provinsi Jawa Timur digelar di Malang, pada 25 April 2018 lalu.

Dalam kegiatan yang dihadiri 50 orang perwakilan dinas pertanian kabupaten dan provinsi itu menitikfokuskan tema Pelatihan Praktik Pertanian dan Penggunaan Pestisida yang Baik, Aman dan Ramah Lingkungan.

Selama kurun waktu 2017, SANTUN telah menyentuh sekitar 279 petugas penyuluh pertanian dan 2000 petani (langsung) serta 51.000 petani (tidak langsung) yang akan mendapatkan akses dari pelatihan dan kegiatan yang di laksanakan terutama petani komoditas Bawang merah.

Kegiatan ini juga melibatkan KARSA, sebuah platform aplikasi pertanian berbasis android untuk ikut mempublikasikan dan menyebarkan informasi ke seluruh Indonesia.

SANTUN telah sukses diselenggarakan di beberapa kota di antaranya; Probolinggo, Nganjuk, Kediri, Bojonegoro, Bima, dan Lombok Timur dalam bentuk edukasi kepada PPL (petugas penyuluh lapang) dan POPT (pengamat organisme pengganggu tanaman) dalam sesi TOT (training of trainers), edukasi dan temu petani yang dikemas dalam bentuk ekspo.

"Kampanye pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHPT) merupakan salah satu mekanisme dan pengendalian yang paling efektif. Yang mana suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan," jelas Agung.

Pewarta: Subagyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018