Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan ada tiga serangan bom di tiga gereja yang ada di Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi. "Kejadian bom ada di tiga lokasi. Di Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, GKI Jalan Diponegoro, dan Gereja Jalan Arjuna," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera.

Saat ini polisi tengah melakukan identifikasi dengan mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Barung menjelaskan dalam perisitiwa ledakan di Gereja Santa Maria Tak Bercela ada dua orang yang meninggal dunia. Sementara 13 lainnya mengalami luka. "Sampai saat ini tiga lokasi. Jangan percaya jika ada info ada lima atau yang lain," ujarnya.

Barung menjanjikan akan memberikan perkembangan siapa korban dan sebagainya di tiga tempat ini. "Berikan kami waktu untuk olah TKP. Media akan diberikan ruang di media center," ucapnya. Dia mengungkapkan, dari informasi ledakan terjadi Di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Ngagel pukul 07.30 WIB, di GKI di Jalan Diponegoro pukul 07.35 WIB, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuna pukul 08.00 WIB. Kejadian itu, membuat 10 ambulans disiagakan di depan Gereja Santa Maria, Ngagel. Sejumlah ambulans yang disiagakan itu diparkir berjajar di sisi barat gereja menghadap ke utara.

Salah seorang petugas parkir Gereja Santa Maria, Suwardi, mengatakan, dia kurang paham kejadian yang sebenarnya saat itu, karena saat itu sedang mengatur kendaraan di jalan depan gereja. "Kejadiannya sekitar pukul 07.30 WIB, saat itu saya sedang mengatur kendaraan yang berjumlah lima unit, dan tiba-tiba terdengar ledakan keras dari halaman gereja," katanya, saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.

Ia mengemukakan begitu mendengar ledakan, mereka langsung berusaha menyelamatkan diri karena saat itu terlihat asap membumbung tinggi di dekat lokasi kejadian. "Posisi saya saat itu berada 50 sampai dengan 100 meter, dan hanya mendengar ledakan keras akibat ledakan itu," katanya.

Ia menjelaskan, dengan saat kejadian berlangsung sudah ada beberapa jemaat yang sudah meninggalkan lokasi gereja, namun sudah ada beberapa yang baru datang untuk menghadiri kegiatan misa di jam berikutnya.

Akibat kegiatan itu, masyarakat berkumpul untuk melihat dari dekat ke lokasi kejadian dan membuat petugas kepolisian harus berusaha keras menghalau maayarakat. Garis polisi di sepanjang jalan Ngagel Madya di sisi utara dipasang supaya masyarakat tidak mendekat masuk ke lokasi kejadian. Beberapa kaca gereja terlihat pecah dan puing-puing gereja berserakan di sekitar lokasi kejadian.

Ledakan yang terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jalan Raya Arjuno Surabaya, diduga berasal dari bom mobil. "Diduga dari mobil karena ada yang masuk di halaman gereja dan menabrakkannya di pintu," ujar Kepala UPTD 1 Surabaya Pusat Dinas Kebakaran Surabaya, Arie Bekti, di lokasi kejadian.

Tim Gegana Polda Jawa Timur juga masih menyisir di lokasi kejadian dan mencari kepastian dari mana bom berasal. Untuk sementara, dua korban dengan luka bakar cukup serius sudah dievakuasi di rumah sakit dan beberapa orang diduga meninggal dunia. "Dua orang lukanya hampir 100 persen dan sedang menjalani perawatan. Untuk korban meninggal dunia masih belum dievakuasi," ucapnya.

Pantauan di lokasi, puluhan aparat kepolisian diterjunkan di sekitar lokasi, termasuk petugas gabungan dari Pemkot Surabaya. Mobil kepolisian, pemadam kebakaran, ambulans dan kendaraan operasional aparat disiagakan di lokasi kejadian.

Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan, sementara ini ada delapan orang tewas akibat serangan bom pada tiga gereja di Surabaya. Barung mengatakan, delapan orang itu dari tiga lokasi serangan gereja di Surabaya.

"Data sementara ada delapan meninggal dunia dan 38 orang luka saat ini ada di rumah sakit termasuk korban polisi," ujar Barung.

Barung menjelaskan dari delapan orang itu, empat orang tewas di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, dua orang di GKI Jalan Diponegoro, dan di GPPS Jalan Arjuno ada dua orang. "Dengan sangat menyesal saat ini korban bertambah menjadi delapan orang," ujarnya lagi.

Menurut dia, saat ini petugas kepolisian yang menjadi korban ledakan itu, dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.Dia juga meminta media massa bekerja sama dengan pihak kepolisian dengan tidak menyebarkan informasi, selain informasi yang didapat dari pihaknya. "Kami mohon doa. Kami akan lawan gerakan teror. Kami tidak pernah takut terhadap aksi teror," ujar Barung.

Petugas Kepolisian Sektor Gubeng, Surabaya, menghalau masyarakat yang ingin melihat dari dekat lokasi ledakan bom di Gereja Santa Maria Ngagel yang mengakibatkan sejumlah korban luka-luka meninggal dunia. "Bapak ibu, sudah saya peringatkan jangan mendekat dan jangan merekam menggunakan telepon genggam, ini bukan tontonan," kata Kepala Polsek Gubeng, Komisaris Polisi Sudarto, saat menghalau warga di sekitar Gereja Santa Maria sisi utara.

Bersama dengan pasukan pengendali masa, dia membawa pengeras suara terus meneriakkan supaya masyarakat menjauhi lokasi ledakan bom. "Kami mengimbau kepada masyarakat jangan mendekat ke lokasi, karena ini bukan tontonan, setiap 10 menit saya akan terus menghalau dan biarkan polisi bekerja," ucapnya.

Ia mengatakan, bagi yang tidak berkepentingan dilarang mendekat ke lokasi kejadian, karena polisi masih bekerja terkait dengan peristiwa tersebut. Sementara itu, warga yang sebelumnya melihat dari radius 200 meter dari lokasi kejadian harus mundur sampai dengan jarak 500 meter dari lokasi.

Festival batal
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, membatalkan kegiatan tahunan Festival Rujak Uleg 2018 yang semestinya digelar di Kya Kya Jalan Kembang Jepung pada Minggu ini, menyusul pengeboman di tiga gereja di Kota Pahlawan. "Ini instruksi dari wali kota agar acara itu dibatalkan," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya, M Fikser, di Surabaya.

Menurut dia, instruksi tersebut diberikan pada saat Risma dalam perjalanan pulang usai menghadiri acara kedinasan di Arab Saudi. "Saat ini bu Risma sudah di Bandara Sokarno Hatta Jakarta dan langsung terbang ke Surabaya".

Fikser mengatakan, pembatalan karena prihatin atas kejadian pengeboman yang terjadi di tiga gereja yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna. Mendapati hal itu, lanjut dia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya langsung menyampaikan kepada semua peserta Festival Rujak Uleg 2018 baik di tingkat organisasi perangkat daerah (OPD), kecamatan, kelurahan hingga warga.

Diketahui ada sekitar 1.500 dari 275 grup akan meramaikan Festival Rujak Uleg Surabaya 2018. Peserta terdiri dari kelurahan/kecamatan, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Surabaya, peserta umum, peserta dari hotel, serta tamu kehormatan dari dalam dan luar negeri.

Sementara itu, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya mendukung aparat keamanan untuk mengusut tuntas peristiwa pengeboman di tiga gereja di Kota Pahlawan. "Kami mendukung aparat keamanan untuk mengusut tuntas peristiwa ini, menangkap pelaku dan jaringannya serta memprosesnya dengan hukuman seberat-beratnya," kata Ketua PCNU Surabaya Achmad Muhibin Zuhri kepada Antara di Surabaya.

Menurut dia, pihaknya berduka mendalam atas jatuhnya korban warga Kota Surabaya pada Minggu pagi ini oleh aksi teror di tiga gereja. Adapun tiga gereja tersebut adalah Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB) di Ngagel, GKI Diponegoro dan GPPS Sawahan Arjuna. "Kami mengecam keras aksi tersebut, dari kelompok atau pihak manapun pelakunya. Karena ini adalah kebiadaban dan jelas antikemanusiaan," katanya.

Pewarta: Chandra Hamdani Noor
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018