Sidoarjo (ANTARA News) - Sejumlah warga di Kawasan Taman Sidoarjo, Jatim, awalnya menduga suara ledakan cukup keras dari kejauhan itu bersumber dari tabung elpiji sehingga menarik perhatian masyarakat untuk mendatangi lokasi.

"Saya kira suara tabung elpiji yang meledak. Tiba-tiba kemudian ada polisi yang datang, dan lokasi disterilkan sehingga tidak boleh ada warga yang mendekat," kata Kevin, warga, ditemui di lokasi kejadian, Minggu malam.

Kevin yang mengaku kakeknya tinggal tidak seberapa jauh dari lokasi kejadian, pada awalnya juga tidak mengira bahwa suara ledakan itu bersumber dari bom dan berada di Rusunawa Blok B Lantai 5.

Sebab sebagian warga lain, kata Kevin, juga mengira suara ledakan keras itu berasal dari travo listrik yang korsleting dan meledak di sekitar rusunawa.

"Ini kami menerima info dari pesan berantai WhatsApp, katanya masih ada tiga bom yang aktif di lokasi," kata Kevin sambil menujukkan pesan di layar gawainya kepada pewarta Antara di lokasi.

Sementara itu, di lokasi kejadian kerumunan warga terlihat memenuhi akses jalan di Kawasan Sepanjang Taman, Sidoarjo, Jatim, karena sebagian besar ingin melihat dari dekat tempat kejadian perkara (TKP) ledakan.

Kerumunan warga itu memenuhi akses jalan dengan radius 100 meter dari lokasi kejadian ledakan bom, dan berada di sisi kiri dan kanan jalan.

"Lokasinya sekitar 100 meter dari sini, dan warga tidak boleh mendekat ke lokasi karena alasan pengamanan sehingga kami hanya bisa melihat mobil polisi yang mondar-mandir," kata Yogi, warga lain yang ditemui di lokasi kejadian.

Akibat kerumunan warga itu, akses jalan ditutup, dan hanya pengendara motor milik warga yang bisa masuk dan melintas di Jalan Taman, Sidoarjo.

Sebelumnya, menurut informasi yang dihimpun ledakan yang diduga bom itu terjadi sekitar pukul 20.30 WIB di Rusunawa Blok B Lantai 5.

Dalam kejadian itu, tiga orang dilarikan menggunakan pikap ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Petugas gegana dari Polda Jatim sudah datang ke lokasi untuk mengamankan lokasi kejadian perkara.

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018