Jombang (ANTARA News) - Keinginan pelawak senior Asmuni (76) untuk menghibur para korban lumpur panas PT Lapindo Brantas tak kesampaian karena keburu dipanggil Sang Pencipta. "Keinginan itu pernah disampaikan kepada saya, tapi dia keburu menghadap Allah sebelum keinginannya itu terwujud," kata Slamet, rekan seprofesi Asmuni, di Jombang, Jawa Timur, Minggu. Menurut dia, semasa hidupnya, Asmuni dikenal bersahaja dan selalu perhatian kepada rekan-rekan sesama seniman panggung hiburan lainnya. "Dia itu sosok yang dewasa dan tidak pernah membeda-bedakan teman," ujar Slamet yang kenal dekat dengan Asmuni selama masih bergabung di kelompok ludruk Gaya Baru Jombang pada era 1960-an itu. Demikian pula dengan pernyataan pelawak senior Tarsan yang menganggap Asmuni sebagai pelawak yang memiliki bakat dan ciri khas dalam gaya lawakan dan penampilannya di panggung. "Saya menyebutnya dia sebagai pelawak legendaris dan tidak ada duanya sampai saat ini," ujarnya saat ditemui usai pemakaman Asmuni di TPU Diwek, Jombang. Para pelawak yang pernah satu grup dengan Asmuni di Srimulat maupun pelawak lainnya, merasa kehilangan atas kepergian bapak tiga orang anak itu (satu anak kandung dan dua anak angkat). Oleh sebab itu beberapa pelawak, seperti Tarsan, Kadir, Bowo, dan Jujuk tampak ikut memberikan penghormatan terakhir atas kepergian Asmuni. Asmuni meninggal dunia Sabtu (21/7) sekitar pukul 13.30 WIB saat dalam perawatan di RSUD Rekso Waluyo, Mojokerto. Pelawak berkumis ala komedian Charlie Chaplin itu meninggal dunia karena sakit jantung akibat salah meminum obat sakit gigi milik istrinya, Astinah (65) pada 1 Juli lalu dan dirawat di RSUD Rekso Waluyo sejak 2 Juli.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007