Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta pada sesi Senin sore naik tipis karena pelaku mulai membeli rupiah setelah sepanjang pekan lalu tertekan, akibat pelaku lokal melepas mata uang lokal itu. Nilai tukar rupiah naik lima poin menjadi Rp9.065/9.070 dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.070/9.072 per dolar AS. Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta, mengatakan bahwa pelaku pasar membeli rupiah karena mereka menilai saatnya untuk mencari untung dengan melepas dolar AS. Namun, aksi lepas dolar AS masih relatif kecil sehingga kenaikan rupiah tidak begitu besar, katanya. Menguatnya rupiah, menurut dia, juga didukung oleh membaiknya pasar modal Indonesia, sehingga indeks Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengalami kenaikan hingga mencapai 2.350 poin lebih. Rupiah, lanjutnya, diperkirakan akan kembali menguat setelah melihat dolar AS di pasar regional juga melemah terutama terhadap euro. Aksi lepas dolar AS itu juga diakibatkan kekhawatiran pelaku asing terhadap pertumbuhan ekonomi AS setelah data sektor perumahan menunjukkan kemerosotan, dan pasar gadai AS yang juga melemah, katanya. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali menguat, karena dana asing yang masuk ke pasar modal juga memberikan sentimen positif ke pasar uang," ujarya. Ia mengatakan, pelaku pasar agak terlambat membeli rupiah. Apabila mereka lebih cepat melakukan pembelian terhadap rupiah kemungkinan kenaikan agak lebih tinggi. Meski demikian aksi beli itu menunjukkan bahwa rupiah berpeluang untuk menguat lagi yang didukung oleh pasar modal Indonesia yang terus berkembang sejalan dengan aktifnya asing bermain di pasar modal, katanya. Dolar AS terpuruk terhadap euro menjadi 1,3836 dan yen terhadap dolar AS mencapai 121,32. Ia mengatakan, Bank Indonesia (BI) saat ini hanya mengamati pergerakan rupiah, mereka belum mau masuk pasar mengantisipasi tekanan, karena rupiah dinilai masih stabil. Jadi kenaikan rupiah saat ini karena penyesuaian pasar, bukan intervensi BI, katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007