Yogyakarta (ANTARA News) - Akhirnya Sha Ine Febriyanti berjodoh dengan karakter Nyai Ontosoroh dari "Bumi Manusia" yang diinginkannya sejak lama. 

Dia terpilih memerankan nyai yang menderita karena berstatus istri simpanan seorang pria Belanda dalam adaptasi layar lebar yang disutradarai Hanung Bramantyo.

Aktris yang sering bermain di panggung teater itu memang menyukai karya-karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer, khususnya "Bumi Manusia".

"Saya sudah 'tersengat' Bumi Manusia ketika berusia 20 tahun, saya sudah jatuh cinta dengan Ontosoroh," kata Ine di Studio Alam Gamplong, Sleman, Yogyakarta, Kamis (24/5) malam.

Ketika Nyai Ontosoroh diadaptasi ke panggung teater pada 2005 silam, Ine juga mengikuti audisi, berharap karakter ibu dari Annelies itu akan jatuh ke tangannya. Nasib berkata lain, peran itu didapatkan oleh Happy Salma, sementara Ine kedapatan peran Magda Peters. 

"Saya sedih banget, (tapi) saya tetap berlatih dan berproses selama setahun," ujar Ine yang kala itu belajar banyak dari W.S. Rendra. 

"Walau tidak jadi pentas saat itu tapi sudah dapat kesempatan belajar proses Ontosoroh."

Baca juga: Nyai Ontosoroh tampil di London

Bertahun-tahun kemudian, karakter impiannya datang melalui tawaran Hanung Bramantyo yang memintanya mengikuti kasting untuk "Bumi Manusia".

Ine, yang tanpa pikir panjang langsung mengiyakan tawaran kasting Nyai Ontosoroh, menganggap karakter tersebut adalah salah satu sosok perempuan agung. 

"Salah satu karakter impian saya," kata Ine yang sudah beberapa kali menghidupkan karakter perempuan kuat seperti Durga, dewi angkara murka, juga Tjut Nyak Dhien dalam pentas monolog yang digelar di sepuluh kota tahun ini.

Baca juga: Ine siap hidupkan Cut Nyak Dhien di benteng Rotterdam Makassar

"Ontosoroh adalah perempuan luar biasa agung, membayangkannya saja hati saya bergetar, mudah-mudahan saya bisa menampung keagungan Ontosoroh ini," kata Ine yang harus belajar bahasa Belanda untuk film "Bumi Manusia".
 


Versi adaptasi layar lebar "Bumi Manusia dibintangi juga oleh Iqbaal Ramadhan (Minke), Mawar Eva De Jongh (Annelies) serta Donny Damara dan Ayu Laksmi sebagai orangtua Minke.

"Bumi Manusia" berkisah tentang perjalanan Minke, pribumi revolusioner di zaman kolonial Belanda yang berani melawan ketidakadilan yang terjadi di sekelilingnya. 

Buku ini juga mengisahkan romansa antara Minke dan Annelies, gadis blasteran Belanda-Jawa, putri dari Nyai Ontosoroh yang tidak memiliki hak manusia sepantasnya karena dia seorang gundik.

Baca juga: Film adaptasi "Bumi Manusia" Pramoedya Ananta Toer mulai syuting pada Juli 2018

"Bumi Manusia" adalah buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis ketika Pram mendekam di pulau Buru. Pram menulis kisah ini di bekas kertas bungkusan semen sebelum akhirnya ditulis pada 1975. 

Buku ini pertama kali terbit pada 1980, kemudian sempat dilarang saat Orde Baru sampai akhirnya kini sudah diterjemahkan ke lebih dari 40 bahasa di seluruh dunia.

“Bumi Manusia” juga sudah diadaptasi ke dalam bentuk pementasan teater berjudul “Bunga Penutup Abad” pada 2016 yang dimainkan oleh Reza Rahadian, Happy Salma dan Chelsea Islan.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018