Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menegaskan kembali bahwa tindak terorisme bertentangan dengan ajaran Islam.

Hal itu disampaikan Hidayat saat menggelar buka puasa bersama Pimpinan MPR, Pimpinan Badan dan Lembaga di MPR, duta besar serta sejumlah organisasi kemasyarakatan di kediamannya di Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu petang.

Menurut Hidayat, dengan menghayati bulan Ramadhan beserta baik itu ibadah puasa maupun berbagai kegiatan di dalamnya, umat akan mendapati Islam sebagai ajaran yang manusiawi, humanis dan sosiologis serta jauh dari segala sesuatu yang bisa dikaitkan dengan terorisme.

"Terorisme bertentangan dengan ajaran Islam," katanya.

Tradisi berbuka puasa bersama yang kerap dilakukan oleh umat Islam dari skala sanak saudara, lingkar pertemanan bahkan hingga skala lebih besar lagi yang melibatkan masyarakat banyak, kata Hidayat, memperlihatkan bahwa interaksi antarmanusia menjadi sebuah tradisi penting dalam Ramadhan bagi umat Islam di Indonesia.

"Bahkan ajaran Islam mengembangkan silaturahim, kepedulian, dan saling berkunjung. Itu pasti bukan perilaku teroris tapi perilaku humanis, ukhuwah," imbuhnya.

Baca juga: FPKS harap pemberantasan terorisme lebih efektif

Baca juga: Pemuda Muhammadiyah sambut baik UU Terorisme

Baca juga: Hasil revisi komprehensif dalam RUU Terorisme


Karena itu, lanjut Hidayat, dengan memahami puasa dan aktivitasnya di bulan Ramadhan seharusnya tidak terjadi salah paham tentang Islam, seolah-olah Islam identik dengan terorisme.

"Saya mengatakan bahwa mereka yang melakukan teror sedang tidak melaksanakan ajaran agama Islam. Karena itu korbannya selain saudara-saudara kita, juga Islam. Karena orang kemudian salah paham tentang Islam. Salah paham tentang takbir, dan lainnya," jelas Hidayat.

"Jadi sekali lagi marilah kita hayati puasa di bulan ramadhan dan kegiatan di dalamnya maka kita akan mendapati Islam yang sangat manusiawi, humanis, sosiologis, jauh dari segala yang bisa dilekatkan dengan terorisme," tutupnya.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018