Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, pertemuan silaturahim Partai Golkar dan PDIP di Palembang belum mengarah kepada koalisi meskipun kedua partai besar tersebut sudah melakukan dua kali pertemuan. "Saya belum melihat pertemuan Partai Golkar dan PDIP ini mengarah kepada koalisi karena pertemuan tersebut sifatnya hanya silaturahim," kata Agung Laksono kepada wartawan di Gedung DPR Jakarta, Rabu. Namun demikian, menurut Agung, pertemuan tersebut sangat baik dan bernilai positif karena dimaksudkan untuk membangun kebersamaan. Ketika ditanya apakah pertemuan tersebut juga membahas persoalan krusial seperti paket RUU Politik, ia mengatakan untuk itu ada forum tersendiri. "Pertemuan PDIP dan Partai Golkar ini tidak membahas masalah yang sifatnya khusus, tapi seluruh persoalan bangsa secara global. Tapi kalau ada hal yang perlu dibahas, seperti paket RUU Politik dansebagainya, itu ada forum tersendiri," kata Agung. Pertemuan kebangsaan antara PDIP dan Partai Golkar berlangsung di Gelanggang Olahraga (GOR) Palembang pada Selasa (24/7) dihadiri ribuan kader kedua partai yang mengenakan baju warna merah dan kuning bersatu dalam acara yang dipandu presenter Helmy Yahya. Foto besar Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Pensihat Golkar Surya Paloh dan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas alias TK, menjadi latar belakang panggung. Bendera kedua partai juga berkibar berdampingan di setiap sudut kota Palembang. Spanduk dan umbul-umbul berwarna merah dan kuning menghiasi kota empek-empek itu. Pada pertemuan ini, PDIP bertindak sebagai tuan rumah, sementara pimpinan dan para kader Golkar menjadi tamu. Sebelumnya, dalam pertemuan yang digelar di Medan pada 20 Juni, Partai Golkar bertindak sebagai tuan rumah. Dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya di Medan, pertemuan di Palembang lebih meriah. Begitu masuk stadion, TK dan Surya Paloh disambut Tari Barongsai. Setelah orasi, TK dan Surya mengadakan pertemuan tertutup di hotel dengan para pimpinan daerah dan cabang kedua partai. Meskipun Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla berharap agar pertemuan kedua partai tidak dilanjutkan kembali setelah Pertemuan Palembang, namun TK dan Surya Paloh nampaknya akan jalan terus. Dalam waktu dekat, kedua tokoh akan menadakan pertemuan dengan kelompok tani dan nelayan di Jawa Barat dan akhir Desember 2007 akan melakukan pertemuan serupa di Jatim. Di hadapan ribuan massa kuning-merah itu Taufik Kiemas dan Surya Paloh menyampaikan orasi politik secara bergantian. Kedua tokoh berpengaruh di PDI-P dan Golkar itu didampingi para pengurus pusat partai masing-masing. Surya Paloh mengatakan, popularitas partai politik saat ini berada pada titik paling rendah di antara lembaga-lembaga yang tidak popular, termasuk parlemen. Eksistensi partai politik saat ini, kata bos Metro TV itu, berada dalam lampu kuning, karena partai politik belum mampu memenuhi harapan rakyat. "Bahaya bagi kehidupan bangsa ini ke depan adalah bila partai-partai semakin terpinggirkan dan semakin tidak dipercaya. "Bila kekuatan ekstraparlemen lebih kuat dan berpengaruh dari kekuatan parlemen. Bila ini terjadi, maka partai politik berada dalam bahaya. Karena itu Golkar dan PDIP berpandangan bahwa situasi ini harus diatasi bersama-sama," kata Surya Paloh. Menanggapi pro dan kontra yang menyertai silaturahmi kedua partai, Surya mengemukakan, terlepas dari pro dan kontra yang muncul, silaturahmi adalah awal dari sebuah keinginan besar Golkar dan PDIP untuk memulai sebuah gerakan moralitas. "Gerakan moralitas bangsa yang harus dipelopori oleh para elite di tubuh partai. Apakah pertemuan kedua partai ini untuk menyongsong Pemilu 2009, kita tidak membantahnya juga tidak membenarkannya. Biarkan ini berproses, yang pasti kita akan menghadapi Pemilu 2009," kata Surya Paloh. Menurut dia, Golkar dan PDIP bisa bersatu karena sama-sama prihatin atas kondisi bangsa. Saat ini, telah terjadi pergeseran komitmen kebangsaan dan telah terjadi erosi nasionalisme. Taufiq Kiemas menekankan perlunya kedua partai untuk menjalin komunikasi dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dikatakan, menciptakan stabilitas politik merupakan suatu keharusan agar bangsa ini bisa membangun. Dia menegaskan, tidak mungkin bangsa ini bisa membangun perekonomian jika tidak ditopang oleh stabilitas politik. Silaturahmi PDIP dengan Golkar dalam rangka menciptakan stabilitas politik. Suami mantan Presiden Megawati itu kembali menekankan, jika stabilitas politik tercipta, pemerintah tinggal membangun perekonomian nasional. Stabilitas politik, juga memungkinkan pemerintah untuk menegakkan hukum tanpa tebang pilih.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007