Lebak (ANTARA News) - Empat korban yang dibunuh dukun palsu pengganda uang di Kabupaten Lebak, ternyata tinggal sekampung di Cilongok, Kelurahan Suka Nangkring, Kota Tangerang. Keempat korban tersebut menghilang pada Mei 2007 lalu, hingga ditemukan mayatnya di Desa Cikareo, Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Selasa (24/7). "Saya tahu adik meninggal setelah menonton tayangan televisi dibunuh oleh dukun palsu pelipat-ganda uang dan mayatnya dimasukan kedalam lubang bersama empat lainnya," kata Iwan (34), salah seorang kakak korban bernama Oon, saat dimintai keterangan oleh Polisi Resort Lebak di Rangkasbitung, Rabu. Ia mengatakan, kepergian kakak bersama korban lainnya sudah hal biasa, karena kegiatan mereka sebagai pengusaha onderdil mobil di Pasar Kemis, Tangerang. Oleh karena itu, pihak keluarga tidak sempat mencari kemana-mana soal kepergian mereka. "Biasanya adik saya meninggalkan rumah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan dengan teman bisnisnya mencari barang onderdil kendaraan mobil keluar daerah itu," katanya. Namun kepergian adiknya ternyata pergi selama-lamanya, setelah melihat kabar berita tayangan televisi ditemukan satu lubang Yudhi, Solihin, dan Imik Zam-Zami yang tidak lain tetangga itu dibunuh oleh dukun palsu yang mampu menggandakan uang itu. "Saya ketemu terakhir Oon dua bulan lalu berencana bisnis ke Banten, ia saat itu menggunakan pakaian kaos biru dan celana panjang hitam," katanya. Aang Sopyar (40), salah seorang kakak Imik Zam-Zami mengatakan, pihaknya sama sekali tidak tahu bahwa adiknya itu dibunuh sadis oleh dukun palsu di Kabupaten Lebak, bahkan pelakunya bernama Usep sudah tertangkap polisi. "Saya sebagai keluarga tidak menerima kematian adik saya seperti binatang saja, pelaku pembunuh adik saya harus juga dihukum mati," katanya. Ia mengatakan, dua bulan lalu korban sempat membantu perbaikan rumah adik ketiga di Kampung Gajahmada, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Lebak. Namun kabar terakhir tahu-tahu Imik yang sehari-hari bisnis onderdil di Pasar Kemis Tangerang meninggal dunia dibunuh oleh dukun palsu di daerah Kabupaten Lebak. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bersama keluarga Oon datang ke Polres Lebak untuk mengambil mayat saudaranya itu. "Sampai saat ini mayat adik saya dan korban lainnya masih di RSUD Serang, untuk diotopsi di RSUD dan belum bisa pulang karena dalam penyelidikan kepolisian," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007