Jakarta (ANTARA News) - Pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi mengatakan penyatuan kembali Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi pada Malaysia Terbuka 2018 adalah karena kewajiban.

"Ya memang diturunkan karena ada kewajiban dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang harus diikuti oleh federasi yang menaungi mereka," kata Herry di Jakarta, Kamis.

Kewajiban itu adalah aturan BWF yang mengharuskan pemain 10 besar dunia, mengikuti kembali sebuah turnamen yang diikuti tahun sebelumnya kendati peringkatnya sudah turun.

Dan Angga/Ricky yang sempat masuk peringkat 10 besar dunia tahun lalu, ikut bertanding pada beberapa turnamen besar, termasuk Malaysia Terbuka 2017.

"Kalau mereka tidak didaftarkan, kita dapat denda 5.000 dolar AS (sekitar Rp69 juta). Siapa yang mau bayar?", kata Herry.

Akibat aturan itu, Herry mengatakan PBSI pernah didenda dengan nominal serupa saat All England 2018. BWF menjatuhkan sanksi karena Angga/Ricky tidak didaftarkan dalam turnamen itu.

"Jadi selama satu tahun ternyata mereka masih diwajibkan ikut. Sebelumnya kami sudah kena denda itu waktu di All England karena mereka tidak kami kirim," kata Herry.

Selain Malaysia Terbuka 2018, dengan aturan ini juga PBSI diharuskan mendaftarkan Angga/Ricky pada turnamen lainnya, termasuk Indonesia Terbuka 2018.

Angga dan Ricky resmi dipisahkan setelah dianggap tidak berkembang dan hampir tidak pernah menang pada beberapa pertandingan terakhir mereka.

Pada 2018, Angga akhirnya dipasangkan lagi dengan Rian Agung Saputro yang pernah berpasangan pada 2009-2014, sementara Ricky dipindah ke nomor ganda campuran untuk bermain dengan Debby Susanto yang diceraikan dari Praveen Jordan.

Dalam Malasia Terbuka 2018 di Kuala Lumpur pada 26 Juni hingga 1 Juli 2018, PBSI mengirimkan lima pasangan yakni Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, dan Angga/Ricky.

Baca juga: Greysia beberkan arti dukungan dalam karir

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018