Jakarta (ANTARA News) - Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), Miranda S Goeltom, mengatkan bahwa kejutan (shock) ekonomi dapat terjadi di pasar komoditas, seperti komoditas minyak yang harganya saat ini cenderung meningkat. "Kalau dulu datangnya dari kejutan (shock) nilai tukar (exchange rate) karena kondisi perbankan, saat ini (shock) bisa dari harga komoditas karena ketidak-seimbangan global," kata Miranda dalam acara konferensi pers diskusi '10 Tahun Krisis Ekonomi: Masa Kebangkitan Ekonomi Indonesia', di Jakarta, Kamis. Untuk itu, ia mengatakan perlunya meningkatkan kewaspadaan dan meningkatkan 'early warning indicator' informasi ekonomi karena kondisi perekonomian dunia yang terus berkembang saat ini. "Dapatkah anda bayangkan nanti harga minyak jadi 250 dolar atau 100 dolar apa yang terjadi terhadap dunia ini, pasti ada yang kena dampak. Tidak ada yang salah dengan kebijakan ekonomi kita, tidak ada yang salah dengan fundamental ekonomi kita, tetapi shock seperti itu bisa saja terjadi dari harga komoditas," katanya. Ia mengatakan saat ini banyak informasi yang diperlukan untuk membangun early warning indikator ekonomi yang baik. "Namun jangan pernah lupa informasi ekonomi bisa berbeda, dan infomasi yang salah tidak bisa dipercaya membuat pembuatan kebijakan semakin sulit, itu sebabnya yang kita kaji dari sisi itu," katanya. Menurut dia, saat ini BI terus meningkatkan pengawasan informasi terhadap isu-isu tersebut untuk meningkatkan early warning indikator information. "Segala macam informasi sekarang kita langganan, kita dapat, kita bikin, kita disain, kita voting sistem dan sebagainya," katanya. Sementara itu, harga minyak terus menguat di perdagangan Asia, Kamis, meskipun data Amerika Serikat menunjukkan kilang-kilang mendorong produksi dan meningkatkan cadangan gasolin utamanya. Pada pukul 11:04 am (0304 GMT), kontrak minyak utama New York, light sweet untuk penagiriman September naik 33 sen menjadi 76,21 dolar AS per barel, dari 75,88 dolar pada perdagangan penutupan Rabu setelah mengalami kenaikan 2,32 dolar. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September juga naik 13 sen menjadi 76,45 dolar setelah penambahan 1,24 dolar di London. Kenaikan itu mengikuti laporan mingguan Departemen Energi AS yang menunjukkan bahwa cadangan gasolin tumbuh 800.000 barel pada pekan sampai 20 Juli lalu. Para analis memperkirakan penurunan 125.000 barel didorong permintaan yang tinggi untuk bahan bakar motor karena orang Amerika menjalani liburan musim panas mereka. (*)

Copyright © ANTARA 2007