Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah meminta tiga BUMN sekuritas yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas agar mengkaji ulang real cost dalam proyek Jakarta Monorail. "Menteri menugaskan saya untuk mengadakan pertemuan khusus dengan tiga BUMN sekuritas itu untuk melakukan due diligence dalam proyek Jakarta Monorail," kata Sekretaris Kementerian Negara BUMN Muhammad Said Didu menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, pihaknya juga tengah berusaha untuk mendapatkan modal sehingga mencukupi minimal 30 persen dana sebagaimana yang disyaratkan oleh perbankan sebagai down payment. Menurut Said, bila kajian atau proposal itu dikaji kembali hingga dinilai cukup bankable dan menjadi real cost maka tiga BUMN sekuritas itu mendapat tugas baru mencari investor. "Mungkin juga tiga BUMN sekuritas itu sendiri yang akan menjadi investornya," katanya. Apabila dinilai layak maka akan digunakan special purposes vehicle (SPV) untuk investasi atau bila dinilai cukup potensial mendatangkan profit serta sahamnya dapat dijual bukan tidak mungkin BUMN sekuritas tersebut dapat terlibat menjadi investor. "Ada kemungkinan proporsi kepemilikan saham di Jakarta Monorail bisa berubah, jadi setelah dikaji akan dapat diketahui proporsi kepemilikan saham yang baru sesuai nilai real cost-nya," kata Said. Ia menilai tidak perlu menunggu financial close melainkan langsung melihat berapa komposisi saham untuk dikaji. Sedangkan untuk proses due dilligence, pihaknya memberikan waktu selama dua minggu sejak Kamis (26/7). Sementara bank lokal yang akan turut memberikan pinjaman untuk proyek yang nilainya mencapai 480 juta dolar AS itu adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan Bank DKI.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007