Jakarta (ANTARA News) - Tim nasional Uruguay memang telah mengantongi dua kemenangan di penyisihan Grup A Piala Dunia serta mengantongi satu tiket ke putaran 16 besar, lewat dua hasil konsisten 1-0 atas lawan-lawan mereka di dua laga yang sudah dilakoni.

Kemenangan 1-0 berkat gol dramatis Jose Gimenez satu menit jelang waktu normal usai di laga kontra Maroko diikuti dengan gol ke-100 Luis Suarez untuk Uruguay menjadi penentu kemenangan melawan Arab Saudi.

Uruguay masih harus melanjutkan konsistensi mereka ketika menghadapi tuan rumah, Rusia, yang saat ini unggul dalam selisih gol, di laga pamungkas demi merebut posisi juara Grup A.

Di tengah penampilan konsisten Uruguay tersebut, muncul nama gelandang muda Rodrigo Bentancur yang merekah menjelma sebagai mesin baru La Celeste di lini tengah.

18 bulan berselang semenjak Bentancur mengenakan seragam Uruguay di tim U-20 untuk Kejuaraan Amerika Selatan U-20 di Ekuador pada awal 2017, ia kini naik kelas dan di usianya yang masih 20 tahun telah merebut tempat utama di lini tengah Uruguay.

Duetnya yang efektif bersama Matias Vecino terbukti menjadi mesin tim dalam kemenangan Uruguay melawan Mesir maupun Arab Saudi.

Pelatih Oscar Tabarez pun tak pelit melontarkan pujian atas kepiawaian dan capaian Bentancour, menyebutnya "memiliki banyak hal sebagai pemain dan lebih banyak lagi karena ia menuai pengalaman dari karirnya di luar negeri," merujuk pada karir sang pemain yang baru saja menuntaskan musim penuh pertamanya bersama raksasa Italia, Juventus.

Kedatangannya di Italia pada pertengahan 2017 seolah menjadi akselerator karir pemain yang berjulukan El Flaco alias Si Kurus itu.

Dalam waktu tiga bulan, Bentancur tampil di semi final Piala Dunia U-20 di Korea Selatan, melakoni debutnya di Juventus dan akhirnya mengenakan seragam Uruguay di tim senior untuk pertama kali pada September 2017.

"Sungguh luar biasa mengenakan seragam (timnas Uruguay) bersama tim U-20," katanya. "Segalanya menggila sejak itu, sebab saya hijrah ke Italia dan dipanggil ke tim senior. Semuanya sungguh sangat spesial."

Bukan hanya pujian dari Tabarez, kemunculan Bentancur di timnas Uruguay juga disambut hangat oleh penghuni langganan seperti Edinson Cavani, Luis Suarez, Cristian Rodriguez hingga kapten Diego Godin.

Baca juga: Pelatih Uruguay belum puas

Baca juga: Tangkapan kamera kala Uruguay pastikan tempat di 16 besar


Nama-nama tersebut, bersama Tabarez, mengubah peruntungan Uruguay di kancah internasional dalam beberapa tahun terakhir. Juara Piala Dunia 1930 dan 1950 itu, sempat absen dari edisi 1994 dan 1998 sebelum terhenti di fase grup edisi 2002 dan kembali absen untuk edisi 2006.

Namun dalam tiga edisi terakhir, termasuk 2010, 2014 dan 2018, Tabarez telah memastikan setidaknya Uruguay lolos ke putaran 16 besar. Bahkan di antara capaian itu, Uruguay juga meraih Copa America keempat (dan/atau ke-15 jika menghitung sejak kompetisi masih bernama Kejuaraan Amerika Selatan) mereka pada 2011.

Bentancur mengakui di antara Tabarez nama-nama senior di timnas Uruguay, ia mendapati sambutan hangat dan kepercayaan baginya dan Vecino, darah-darah muda masa depan La Celeste.

"Mereka memperlihatkan kepercayaan kepada kami setiap saat. Mereka mengatakan sejak awal bahwa tidak ada yang perlu dibuktikan, namun itu sangat membantu kami," kata Bentancur.

Baca juga: Uruguay lolos ke 16 besar Piala Dunia

Baca juga: Hasil dan klasemen Grup A, Rusia dan Uruguay pastikan melaju


Walau tak mudah, Bentancur juga tentu bermimpi untuk mengantarkan Uruguay mengangkat trofi Piala Dunia ketiga, yang bahkan sudah dibubuhi nazar yang disampaikannya kepada sang kekasih.

"Saya akan mengecat rambut sewarna biru langit," merujuk pada warna kebanggaan Uruguay.

Penerjemah: ANTARA News
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018