Jakarta (ANTARA News) - Setelah terjatuh 66 poin akhir pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin, ditutup menguat 3,138 poin (0,14 persen) ke posisi 2.301,552. Indeks kumpulan 45 saham terlikuid, LQ-45, juga menguat 1,189 poin (0,25 persen) ke level 475,097. Menurut analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, menguatnya indeks BEJ awal pekan ini terutama didorong oleh rebound-nya (harganya naik kembali setelah melemah) saham-saham unggulan yang dimotori oleh saham Telkom. "Indeks hari ini (Senin 30/7) bergerak dua arah, namun rebound-nya saham unggulan terutama TLKM yang (sebelumnya) turunnya cukup dalam, membuat indeks berbalik arah setelah turun hingga 30 poin pada awal perdagangan," kata Krisna. Menurut Krisna, pergerakan indeks BEJ hari ini searah dengan bursa regional, terutama Indeks Hang Seng (Hongkong) yang pada awal perdagangan negatif, akhirnya menguat di akhir perdagangan. Krisna juga menyebutkan faktor pelemahan rupiah telah menjadi penekan IHSG di awal perdagangan. Posisi rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin ini melemah 19 basis poin ke kisaran 9.202 per dolar AS. "Sektor perbankan mendapat tekanan dari pelemahan rupiah ini, seperti (Bank) Mandiri, BRI dan BCA," ungkapnya. Volume transaksi di BEJ awal pekan ini mencapai 5,021 miliar saham dengan nilai Rp3,487 triliun. Jenis saham yang menguat sedikit lebih banyak dari saham yang menurun yaitu 108 berbanding 106, sedang 55 saham tetap harganya. Saham besar yang memberi kontribusi besar kenaikan indeks di antaranya saham TLKM yang menguat Rp200 menjadi Rp10.650, Bakrie Development (ELTY) terangkat Rp5 ke posisi Rp495, Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik Rp100 ke level Rp9.100 dan Medco Internasional (MEDC) terdorong Rp25 ke harga Rp4.225. Sedangkan turunnya Bank Mandiri (BMRI) yang turun Rp50 menjadi Rp3.475, Bank BRI (BBRI) turun Rp150 menjadi Rp5.950, Bank BCA(BBCA) turun Rp50 menjadi Rp6.100 dan Antam (ANTM) turun Rp25 menjadi RP2.600 membuat indeks BEJ tertekan di awal perdagangan. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007