Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) mengungkapkan konsumsi Rumah Tangga (RT) per kapita Indonesia masih lebih baik dari China dan India. Dalam laporan itu disebutkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke II (15.089 dolar Hongkong per kapita per tahun), sedangkan China berada pada peringkat 16 (11.502 dolar Hongkong) dan India pada peringkat 18 (9.346 dolar Hongkong) dalam hal belanja individu ditambah dengan pemberian negara pendidikan dan kesehatan). Dengan demikian, menurut ADB, tingkat kesejahteraan penduduk Indonesia masih di atas penduduk China atau India. "Hasil ini memberikan informasi yang paling komparatif dalam hal perincian belanja PDB di seluruh kawasan Asia Pasifik. Purchasing Power Parities (PPP) atau rasio daya beli merupakan pembanding yang lebih tepat untuk menghitung tingkat kesejahteraan dan struktur ekonomi daripada marjin kurs di pasar," kata Ekonom utama ADB, Ifzal Ali. Sedangkan, untuk PDB per kapita, Indonesia juga masih lebih baik dari India meski masih sedikit lebih buruk daripada China. PDB per kapita Indonesia tercatat 18.427 dolar Hongkong per tahun, dibandingkan dengan India 12.070 dolar Hongkong dan China 23.556 dolar Hongkong. Berbeda dengan PDB perkapita, berdasarkan Indeks tingkat harga (PLI), yaitu perbandingan PPP dengan nilai tukar. Indonesia justru lebih baik daripada China meski sedikit lebih buruk daripada India. Indeks PLI Indonesia adalah 55 dibandingkan dengan India 46 dan China 57. Menurut ADB, ini berarti biaya hidup Indonesia lebih murah daripada di China, meski tidak semurah India. Tempat termahal untuk hidup di kawasan Asia Pasifik adalah Fiji dan Hongkong, sedangkan tempat termurah adalah di Laos, Vietnam, Iran, Kamboja dan Nepal. Dengan menggunakan angka riil PDB, ADB memperkirakan China membutuhkan 16 tahun untuk mencapai PDB per kapita 100.000 dolar Hongkong, namun butuh 30 tahun untuk mengejar pencapaian Brunei Darussalam saat ini, yaitu 269.581 dolar Hongkong. Sedangkan, India membutuhkan 30 tahun untuk mencapai PDB perkapita 100.000 dolar Hongkong dan 50 tahun untuk menyamai Brunei sekarang, jika ekonomi India terus tumbuh dengan 6,5 persen per tahun. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007