Mexico City, (ANTARA News) - Presiden baru Meksiko dari kelompok kiri Manuel Lopez Obrador, setelah memenangi pemilihan umum pada Minggu (1/7) setempat, mengatakan dia akan mengejar baik kawan maupun lawan yang melakukan korupsi.

Lopez Obrador, yang menjadi presiden kiri pertama di Meksiko sejak tahun 2000, berhasil meraup 53 sampai 53,8 persen suara menurut versi hitung cepat komisi pemilihan umum. Perolehan tersebut dua kali lipat lebih banyak dibanding saingan terdekatnya.

Dengan kemenangan terbesar sejak awal 1980an itu, Lopez Obrador secara politis akan punya posisi yang kuat untuk menghadapi problem internal dan tantangan eksternal seperti ancaman perang dagang dengan Amerika Serikat.

Meski demikian hingga kini belum diketahui apakah partai Lopez Obrador, MORENA, akan memperkursi mayoritas di parlemen.

Kepada para wartawan usai dinyatakan menang, Lopez Obrador menyatakan bahwa korupsi adalah penyebab utama dari ketimpangan ekonomi dan kekerasan yang melanda Meksiko selama bertahun-tahun. Dia mengaku tidak akan mengampuni siapapun untuk memberantas korupsi.

"Siapapun yang melakukannya akan dihukum, saya juga memasukkan teman-teman, para pejabat, serta anggota keluarga," kata pria berusia 64 tahun itu.

Kemarahan publik atas skandal korupsi, yang membuat kredibilitas partai penguasa PRI jatuh, telah menjadi topik utama dalam masa kampanye, bersama dengan meledaknya angka kekerasan dan melempemnya pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Survei: Lopez Obrador menang Pilpres Meksiko

Baca juga: Trump nantikan pertemuan dengan presiden baru Meksiko


Lahir di negara bagian Tobasco, Lopez Obrador pertama kali dikenal publik internasional saat mencalonkan diri menjadi presiden sebanyak dua kali pada 2006 dan 2012, meski harus berakhir dengan kekalahan tipis. Namun dia tidak menyerah dan terus berkampanye dengan mengunjungi wilayah-wilayah terpencil yang diabaikan para politisi.

Selama 12 tahun terakhir dia menjadi tokoh oposisi paling dikenal dan tahun ini menjadi puncak dari frustasi publik yang kemudian menguntungkan Lopez Obrador.

Kemenangan Lopez Obrador adalah tamparan keras bagi PRI, yang berkuasa di Meksiko selama 77 tahun sepanjang 89 tahun terakhir, dan juga kubu konservatif PAN.

Lopez Obrador akan menjabat sebagai presiden mulai pada Desember tahun ini dan langsung mendapati tantangan besar dari negara tetangga Amerika Serikat yang selama ini secara terbuka bermusuhan dengan Meksiko terkait masalah perdagangan dan migrasi.

Presiden terpilih baru Meksiko mengaku akan mengupayakan perekonomian yang lebih mandiri dari Amerika Serikat, dan pada saat bersamaan akan berupaya membujuk Presiden Donald Trump untuk lebih banyak mengalokasikan bantuan di kawasan Amerika Tengah sebagai bagian dari upaya mengurangi angka imigran, demikian Reuters.

Pewarta: GM Nur Lintang
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018