Kami berjanji untuk mengusut tuntas kasus ini dengan menangkap para pelakunya."
Timika (ANTARA News) - Kepolisian Resor (Polres) Mimika, Papua, mengharapkan situasi keamanan di Kwamki Lama secepatnya pulih kembali dan kelompok warga di wilayah itu tidak lagi terlibat aksi saling serang.

Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto di Timika, Sabtu, mengatakan pihaknya menyerahkan bantuan dua ekor babi ke kelompok masyarakat kubu tengah pada Jumat (6/7).

Hal itu, menurut dia, guna meredam konflik warga, terkait tewasnya warga atas nama Todiur Kogoya dan Jhon Wenda akibat sabetan senjata tajam dan panah di Jalan Freeport Lama, Kampung Olaroa, Kwamki Lama, Senin petang (2/7).

Selain dari Polres Mimika, Ketua DPRD Mimika Elminus Mom juga memberikan bantuan ternak babi kepada kerabat korban.

"Keluarga korban sudah bisa menerima. Kami berharap hal ini mendorong pulihnya situasi keamanan di Kwamki Lama. Yang jelas, tidak boleh ada aksi-aksi anarkis, saling menyerang, apalagi saling membunuh. Kami berjanji untuk mengusut tuntas kasus ini dengan menangkap para pelakunya," kata AKBP Agung.

Jenazah Todiur Kogoya dan Jhon Wenda sudah dikebumikan di Pekuburan Kamoro Jaya SP1 Timika pada Kamis (5/7).

Polisi terpaksa mengambil alih pemakaman jenazah kedua warga itu dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika lantaran saat itu keluarga korban tidak mau jenazah kerabat mereka dikuburkan, tetapi meminta untuk dikremasi atau diperabukan.

Saat polisi hendak menguburkan jenazah Todiur Kogoya dan Jhon Wenda, ia mengemukakan, tiga orang kerabatnya datang ke RSUD Mimika untuk menghalang-halangi keputusan polisi menguburkan jenazah kerabatnya.

Saat menemui Kapolres Mimika pada Jumat (6/7) di Kwamki Lama, para kerabat korban meminta polisi melepas ketiga orang yang menghalang-halangi penguburan jenazah Todiur Kogoya dan Jhon Wenda.

"Mereka meminta kami untuk melepaskan ketiga orang itu. Saya katakan bahwa kami tidak akan melepaskan mereka karena kami tidak menginginkan ada aksi anarkis, persekusi dan premanisme. Kalau ada tindakan seperti itu, kami tidak bisa membiarkannya," ujar AKBP Agung.

Penegasan serupa disampaikan Kapolres Mimika kepada keluarga almarhum James Abugau, warga Lorong Pisang, Kelurahan Wanagon SP2 Timika yang meninggal diduga akibat menenggak minuman beralkohol pada Kamis (5/7).

Pihak keluarga korban menjadikan jenazah almarhum James Abugau sebagai alat tawar kepada polisi untuk melepas sembilan pelaku pembakaran Toko Dingin 77 SP2.

Hingga Sabtu pagi, jenazah James Abugau belum juga dikebumikan.

Kerabat korban mengancam akan menaruh jenazah James Abugau di jalan raya jika polisi tidak segera melepas sembilan orang pelaku pembakaran dan perusakan Toko Dingin 77 SP2.

"Silakan saja mereka mengancam lakukan itu, tapi jika sampai mereka melakukan hal itu, maka kami akan ambil alih penguburan almarhum sebagaimana yang kami lakukan terhadap dua jenazah korban pembunuhan di Kwamki Lama. Tidak boleh cara-cara kekerasan seperti itu kita biarkan," demikian AKBP Agung.

Baca juga: Polda Papua kirim pasukan Brimob ke Timika
Baca juga: Warga Kwamki Lama komitmen tak mau lagi perang suku
Baca juga: Polisi Diserang Panah di Kwamki Lama

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018