London (ANTARA News) - Dunia perlu memproduksi 43.000 unit pesawat baru selama dua dekade ke depan untuk memenuhi lonjakan permintaan, demikian CEO Boeing Dennis Muilenberg memperkirakan, Minggu (15/7).

Muilenberg, CEO raksasa kedirgantaraan Amerika Serikat tersebut, mengungkapkan perkiraan terbaru itu kepada wartawan di London sebelum Pameran Kedirgantaraan Farnborough sektor ini dimulai Senin.

“Kami terus melihat pasar kedirgantaraan tumbuh sangat pesat. Kami melihat pasar senilai 8,1 triliun dolar AS (sekira Rp116,6 kuadriliun) dalam sepuluh tahun ke depan untuk komersial, pertahanan dan jasa," kata Muilenberg.

“Kami terus meningkatkan perkiraan kami dalam 20 tahun ke depan. Kami memperkirakan dunia membutuhkan sekira 43.000 pesawat komersial baru. Angka itu naik dari perkiraan tahun lalu,” tambahnya.

Boeing akan memublikasikan detail pasti tentang prospek terbarunya pada Selasa, di hari kedua acara di Farnborough yang diadakan di barat daya London itu.

Pesaing utama Boeing dari Eropa, Airbus, memperkirakan pekan lalu bahwa armada penumpang dunia akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 48.000 pesawat selama 20 tahun ke depan, seiring lonjakan permintaan dari negara-negara berkembang dan maskapai penerbangan bertarif murah.

Baca juga: Wall Street bervariasi di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi

Baca juga: Dua pesawat badan besar Boeing 747 dilelang online di Taobao

Baca juga: Boeing dukung Zunum Aero kembangkan pesawat komuter hibrida-listrik


Pada 2017, Airbus memperkirakan dunia akan membutuhkan 35.000 pesawat baru pada tahun 2036, senilai 5,3 triliun dolar AS.

Sementara itu Airbus dan Boeing melanjutkan pertempuran tatap muka mereka pada acara pameran dirgantara dua tahunan Farnborough, yang terkunci dalam pertempuran untuk pesanan jet bernilai miliaran dolar yang menguntungkan, demikian dilansir Kantor Berita AFP
 

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018