Johannesburg (ANTARA News) – Sedikitnya lima penambang di Afrika Selatan tewas pada Minggu (15/7) setempat, menyusul terjadinya kebakaran di bawah tanah, sementara operasi penyelamatan masih berlangsung untuk mengevakuasi satu-satunya korban selamat.

Sebuah conveyor belt atau ban berjalan di tambang yang dioperasikan Palabora Copper di provinsi Limpopo, terbakar, yang menyebabkan enam orang staf terjebak di dalam tanah, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

“Lima pegawai saat ini sudah dikonfirmasi tewas di Palabora Mining. Pencarian untuk seorang pegawai masih berlanjut,” tulis Kementerian Sumber Daya Mineral Afrika Selatan di akun Twitter mereka.

“Sebuah penyelidikan akan dimulai setelah pegawai yang masih tersisa ditemukan dan kebakaran bawah tanah tersebut sudah di bawah kendali dan area itu dinyatakan aman,” tambahnya.

Dalam pernyataannya, Palabora Copper mengatakan bahwa pejabat manajemen tambang dari Kementerian Sumber Daya Mineral dan organisasi buruh saat ini sedang menyelidiki penyebab insiden di pertambangan tersebut.

Baca juga: 950 penambang terjebak di bawah tanah di Afrika Selatan

Baca juga: 16 orang tewas dalam kecelakaan tambang batubara di India


Diketahui, sejak awal tahun Afrika Selatan diguncang sejumlah kecelakaan fatal di pertambangan, sektor ekonomi vital negara tersebut.

Empat penambang tewas menyusul insiden di sebuah tambang emas yang dioperasikan oleh Sibanye Stillwater bulan lalu.

Awal tahun ini, 955 pekerja di tambang emas Sibanye lainnya terperangkap di bawah tanah selama lebih dari sehari setelah pemadaman listrik yang disebabkan oleh badai. Mereka diselamatkan tanpa cedera. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.

Baca juga: 38 tewas dalam kecelakaan pertambangan di China

Baca juga: Lima jenazah ditemukan di tambang Pongkor

Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018