Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin (16/7) menatakan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi global tidak berubah untuk tahun ini dan tahun depan, tetapi memperingatkan meningkatnya ketegangan perdagangan dapat menggagalkan pemulihan global.

Dalam laporan "World Economic Outlook" diperbarui yang dirilis pada Senin (16/7), IMF mengatakan pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan mencapai 3,9 persen pada 2018 dan 2019, sejalan dengan perkiraan sebelumnya pada April.

"Tetapi ekspansi menjadi kurang merata, dan risiko-resiko terhadap prospek meningkat. Tingkat ekspansi tampaknya telah mencapai puncaknya di beberapa ekonomi utama dan pertumbuhan telah menjadi kurang tersinkronisasi," kata laporan itu.

IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan negara-negara maju pada 2018 menjadi 2,4 persen, 0,1 persentase poin lebih rendah dari perkiraan April, sementara mempertahankan perkiraan tidak berubah dari pertumbuhan 2,2 persen di negara-negara itu untuk 2019.

Sementara pertumbuhan di negara-negara emerging markets dan berkembang diproyeksikan akan menguat menjadi 4,9 persen pada 2018 sebelum mencapai 5,1 persen pada 2019, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.

Namun IMF mewaspadai perang dagang. "Kenaikan tarif yang baru diumumkan dan diantisipasi oleh Amerika Serikat serta tindakan pembalasan oleh mitra dagang telah meningkatkan kemungkinan aksi-aksi perdagangan yang meningkat dan berkelanjutan," kata laporan itu.

"Ini bisa menggagalkan pemulihan dan menekan prospek pertumbuhan jangka menengah," pemberi pinjaman internasional yang berbasis di Washington memperingatkan.

"Model yang kami kembangkan menunjukkan bahwa jika ancaman kebijakan perdagangan saat ini terealisasi dan kepercayaan bisnis jatuh sebagai akibatnya, output global bisa menjadi sekitar 0,5 persen di bawah proyeksi saat ini hingga 2020," kata kepala ekonom IMF Maurice Obstfeld pada konferensi pers.

AS diperkirakan akan menerima basalan dan menjadi konflik perdagangan yang lebih luas.

Laporan itu terbit setelah pemerintahan Trump secara sepihak mengenakan tarif tinggi untuk produk baja dan aluminium impor, dan tindakan pembalasan dari mitra dagang AS, demikian Xinhua.

Baca juga: Ketua IMF: Awan di atas ekonomi global semakin gelap



(A026)

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018