"KPR subsidi yang tumbuh paling tinggi..."
Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Tabungan Negara (BTN)  Pesero Tbk meraup laba bersih Rp1,42 triliun atau naik 12,01 persen secara tahunan (year on year/yoy) di semester I 201,  dipicu pendapatan bunga bersih yang terangkat 12,9 persen.

Direktur Utama BTN Maryono di jumpa pers, Jakarta, Rabu, mengatakan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) di akhir Juni 2018 sebesar Rp4,77 triliun yang terkerek 12,9 persen secara tahunan karena pertumbuhan kredit hingga 19,14 persen (yoy).

Di semester I 2018 ini, emiten bersandi BBTN itu menyalurkan kredit sebesar Rp211,35 triliun, dengan segmen kredit andalan perseroan yakni sektor perumahan yang naik 19,76 persen (yoy) menjadi Rp191,30 triliun.

"KPR subsidi yang tumbuh paling tinggi atau sebesar 30,26 persen (yoy) menjadi Rp83,36 triliun, sementara KPR non subsidi tumbuh 13,4 persen (yoy)," kata Maryono.

NII BTN juga terdongkrak dari murahnya penghimpunan dana. DPK BTN mencapai Rp189,63 triliun atau naik 19,17 persen (yoy) dengan komposisi Giro dan Tabungan masing-masing mencapai Rp48,63 triliun dan Rp39,46 triliun.

Dengan portofolio kredit perumahan, BTN mencakup 37,47 persen untuk pasar KPR nasional dan 94,12 persen untuk KPR subsidi nasional

Khusus untuk Program Satu Juta Rumah pemerintah, BTN mencairkan KPR untuk 423.303 rumah senilai Rp38,4 triliun baik subsidi maupun non subsidi. Dari keseluruhan penyaluran KPR tersebut, 307.360 unit diantaranya berbentuk kredit konstruksi perumahan.

Khusus untuk KPR subsidi Bank BTN sudah mendistribusikan pinjaman untuk 297.044 unit rumah dengan nilai Rp17,15 triliun.

"Untuk kredit konstruksi, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,03 persen (yoy) atau sebesar Rp27,60 triliun," ujar dia.

Sedangkan untuk kredit non perumahan, BTN merealisasikan pertumbuhan kredit 13,49 persen (yoy) menjadi Rp 20,05 triliun dengan kontribusi terbesar dari kredit komersial sebesar Rp15,49 triliun dan konsumer Rp4,5 triliun per Juni 2018.

Tahun ini, secara keseluruhan, BTN menargetkan pertumbuhan kredit di atas 20 persen.

"Di semester I 2018, rasio kredit bermasalah (NPL) turun menjadi hanya 2,78 persen," ujar dia.

Baca juga: BTN bagikan dividen Rp605 miliar

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018