"Apa akibat dari itu semua..."
Mataram (ANTARA News) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi yang lebih dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) menilai pemikiran Islam moderat atau washatiyatul Islam akan mempererat persatuan bangsa di tengah keragaman Indonesia.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh umat muslim, khususnya di Indonesia, mengembangkan Islam moderat sesuai perspektif Ahlusunnah wa jama'ah yang selama ini juga berkembang di dunia.

"(Islam moderat) akan memberikan kedamaian dalam kehidupan umat manusia. Terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya saat membuka Konferensi Ulama Internasional, di Islamic Center di kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat.

Di hadapan ratusan delegasi dari 21 negara di dunia tersebut, ia menyebut, hilang pemahaman Islam moderat menyebabkan peperangan dan perpecahan. Bahkan, berkembangnya paham Islam yang mengedepankan ekstrimisme akan berujung pada tindakan terorisme.

Gubernur juga menegaskan bahwa pemikiran Ahlusunah Wal jamaah, melalui pendiri-pendirinya, telah banyak melahirkan karya yang tidak hanya bermanfaat bagi umat, namun juga memberikan manfaat besar bagi seluruh elemen bangsa di Indonesia.

"Ketika moderasi Islam mulai dilupakan, ketika tidak lagi menjadikan washatiyatul Islam sebagai poros pemikirannya, maka mulailah terasa kegelisahan di tengah-tengah kita," ungkapnya, pada acara yang juga dihadiri mantan Rektor Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Dr  Ibrahim Hudhud,

Gubernur yang juga Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, menyatakan bahwa seluruh anak bangsa hendaknya mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di berbagai negara Islam akhir-akhir ini.

Menurut dia, hilangnya pemikiran Islam moderat yang kemudian disusul dengan  tumbuh subur pemikiran ekstrim, telah menyebabkan negara negara, seperti Suriah, Irak, dilanda peperangan yang berkepanjangan.

"Apa akibat dari itu semua, yaitu hancur peradaban-peradaban yang telah dibangun dengan fondasi yang kokoh," jelas TGB.

Karena itu, Gubernur NTB dua periode ini mengajak seluruh umat, bahkan seluruh elemen bangsa, untuk menjadikan moderasi Islam ini sebagai perekat persatuan, di tengah keberagaman yang berkembang di Indonesia.

"Mari kita rapatkan barisan, mari kita kokohkan persaudaraan. Rasanya yang mampu merekatkan itu semua adalah pemikiran washatiyatul Islam," tandasnya.

Baca juga: Indonesia bisa jadi mitra utama Arab Saudi untuk kampanye Islam moderat

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018