Banjarmasin (ANTARA News) - Sebanyak 40 persen Kawasan kumuh di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berada di bantaran sungai sehingga dalam pembenahannya perlu dilakukan secara komprehensif melalui program yang telah disiapkan.

"Kami sudah menyiapkan program untuk mengurangi kekumuhan terutama di bantaran sungai," kata koordinator Program Kotaku wilayah Banjarmasin Pendy Hariyadi di Banjarmasin, Kamis.

Ia mengatakan, Program Kotaku yang disiapkan dengan sasaran perbaikan terhadap berbagai fasilitas kawasan sehingga bisa lebih baik, seperti penanganan sampah, limbah, drainase, dan infrastruktur jalan.

"Program Kotaku juga menangani sanitasi melalui sistem penampungan limbah. Di setiap dua rumah terdapat satu tempat limbah yang kemudian dibuang ke tempat pengolahan," ungkapnya.

Ia menyebutkan ada tujuh indikator yang menyatakan sebuah kawasan termasuk kategori kumuh, sementara indikator yang masuk dalam Program Kotaku hanya empat yaitu jalan, sampah, limbah dan drainase.

"Tujuh indikator itu tidak semuanya masuk Program Kotaku sehingga kami hanya fokus sesuai program yakni jalan, masalah sampah, limbah dan drainase," kata Pendy.

Sedangkan penanganan kekumuhan fisik seperti perumahan akan ditangani Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait seperti Dinas PUPR yang menangani masalah perumahan dan tata ruang.

"Permasalahan yang tidak ditangani Program Kotaku diambil alih setiap SKPD terkait sehingga penanganan seluruh permasalahan bisa diselesaikan secara bersamaan," ujar dia.

Ia menambahkan Program Kotaku tahun 2018 mendapat dana bantuan luar negeri sebesar Rp34,6 miliar dengan sasaran 36 kelurahan yang tersebar di berbagai wilayah di Kota Banjarmasin.

Baca juga: Pemkot Ambon benahi kawasan pemukiman kumuh di sungai, pantai
Baca juga: Sleman bebas kawasan kumuh 2020

Pewarta: Yose Rizal
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018