Batam (ANTARA News) - Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas telah mengajukan usulan pembuatan cadangan strategis bahan bakar minyak (BBM) secara nasional untuk tetap menjamin pasokan distribusi BBM ke konsumen meskipun produksi kilang terhenti baik karena faktor teknis maupun gempa bumi seperti yang dialami kilang Balongan saat ini. "Dengan adanya cadangan BBM strategis maka apabila ada penurunan produksi, pemerintah dalam hal ini BPH Migas akan secara cepat menangani kekurangan BBM di pasar," kata Direktur BBM BPH Migas, Erie Soedarmo di Batam, Kamis, saat menghadiri MoU PT Bumi Asri Prima Pratama (BAPP) dengan BUMD Kepulauan Riau, PT Pembangunan Kepri mengenai distribusi BBM di Batam. Menanggapi terhentinya operasi kilang Balongan di Indramayu akibat gempa bumi Kamis dinihari, Erie Soedarmo mengatakan, rencana pembuatan cadangan strategis telah disampaikan BPH Migas kepada Komite BPH Migas untuk dibahas bersama eksekutif dan legislatif. Ia mengingatkan, pembuatan cadangan BBM nasional sangat mendesak mengingat kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan, sangat rentan terjadi kelangkaan pasokan BBM. Selama ini jika terjadi kelangkaan BBM maka Pertamina akan langsung mengajukan tambahan impor BBM. Hal itu langsung memicu kenaikan harga impor minyak yang berbasis pada MOPs (Mid Oil Platt`s) di pasar Singapura. "Akibatnya subsidi pembelian BBM dalam APBN akan membengkak," kata Erie. Dalam proposal pembentukan cadangan BBM itu, menurut dia, BPH Migas tidak mengajukan penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). BPH Migas hanya meminta stokpile BBM Pertamina setara dengan lima hari dari total cadangan BBM Pertamina selama 22 hari saat ini, katanya. Nantinya BPH Migas akan membayar biaya cadangan BBM (death stock fee) selama lima hari itu kepada Pertamina. Dananya diambil dari anggaran BPH Migas yang berasal dari iuran badan usaha migas termasuk Pertamina. "Dengan cara itu dana iuran yang diperoleh BPH Migas dari Pertamina itu akan mengalir ke Pertamina juga, sehingga tidak perlu lagi menguras dana APBN yang selama ini dilakukan untuk impor BBM itu," katanya. Sementara untuk BBM non-subsidi, BPH Migas akan mengajukan tawaran kepada pihak swasta untuk bekerjasama dalam memenuhi cadangan BBM strategis non-subsidi. "Hal itu sekaligus akan meredam efek spekulatif harga BBM di pasar internasional akibat adanya kenaikan permintaan impor BBM dari Indonesia," tambah Erie Soedarmo. Sebelumnya, Dirut Pertamina Ari Hernanto Soemarno mengungkapkan, operasi Kilang BBM Balongan di Indramayu, Jabar terpaksa terhenti selama tiga hari akibat gempa yang terjadi Kamis dinihari, yang berpusat di 75 km barat laut Indramayu. Ia mengatakan, begitu gempa terjadi, pembangkit listrik Kilang Balongan juga langsung terhenti. "Sekarang ini, Balongan sudah mulai start up. Kelihatannya tidak ada kerusakan. Tiga hari lagi sudah bisa produksi," katanya. Kilang Balongan memiliki kapasitas 165.662 barel per hari dengan produk seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, premium tanpa timbal, naphta, dan gas minyak cair (LPG-liquified petroleum gas).(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007