Lombok Timur (ANTARA News) - Sebanyak 722 dari 1.209 siswa yang bersekolah di wilayah Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Barat tinggal di posko darurat pengungsian setelah kejadian gempa bumi berkekuatan 6,4 Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada Minggu (29/7) pagi.

"Jumlah ini hasil pendataan terakhir Rabu (1/8) kemarin, kami dapatkan dari 11 sekolah di Kecamatan Sambelia," kata Ketua Tim Pos Pendidikan (Timposdik) Gempa Lombok Tatan di Kabupaten Lombok Timur, Minggu.

Ratusan siswa yang menjadi korban bencana, katanya, tersebar di sejumlah posko darurat pengungsian Kecamatan Sambelia, seperti di Lapangan Desa Madayin dan di SDN 2 Obel-Obel, Desa Obel-Obel.

Baca juga: Polwan bantu pemulihan trauma anak korban gempa di Sambelia
Baca juga: Kak Seto hibur anak-anak korban gempa Lombok


Selain melakukan pendataan terhadap siswa yang tinggal di posko darurat pengungsian, Timposdik Gempa Lombok juga mencatat jumlah siswa yang meninggal dunia akibat terkena runtuhan bangunan.

"Untuk yang meninggal ada lima siswa, dua di antaranya siswa yang sekolah di SDN 3 Obel-Obel," ujarnya.

Mereka yang mengalami luka berat, terdata 24 siswa dengan 14 di antaranya telah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soedjono, Selong. 
 

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018