Gempa tidak bisa diperkirkan secara pasti. Abaikan saja kalau ada yang memperkirakan gempa karena pasti hoax
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memperkirakan kapan dan dimana akan terjadi gempa bumi.

"Gempa tidak bisa diperkirkan secara pasti. Abaikan saja kalau ada yang memperkirakan gempa karena pasti hoax," kata Sutopo saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Selasa.

Karena itu, Sutopo meminta masyarakat untuk mewaspadai dan tidak mempercayai kabar bohong atau hoax yang beredar tentang gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Beredar kabar bohong yang menjadi viral sehingga menimbulkan kepanikan. Masyarakat masih trauma, muncul kabar-kabar bohong seperti itu," tuturnya

Sutopo mengatakan kabar bohong yang beredar beragam, meskipun isinya kebanyakan sama saja. Biasanya isinya berupa pemberitahuan tentang perkiraan gempa bumi dan tsunami yang akan terjadi pada waktu tertentu.

Beberapa kabar bohong juga dibuat dalam bahasa Inggris sehingga menimbulkan kepanikan wisatawan mancanegara yang ada di Bali, Lombok dan sekitarnya. Akibatnya, mereka jadi mempercepat kepulangannya.

"Untuk informasi kegempaan dan tsunami, kami meminta masyarakat tetap mengacu kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geosifika," katanya.

Sutopo mengatakan Badan tersebut memiliki ribuan seismograf yang tersebar di seluruh Indonesia. Tidak sampai lima menit setelah gempa terjadi, informasi akan segera disampaikan termasuk bila ada peringatan dini tsunami.

Gempa di Lombok Timur dengan kekuatan 7 Skala Richter terjadi pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB pada kedalaman 15 kilometer dengan pusat gempa di darat 18 kilometer Barat Laut Lombok Timur.

Sebelumnya, gempa juga terjadi di wilayah tersebut dengan kekuatan 6,4 Skala Richter pada Minggu (29/7) pukul 05.47 WIB.

Gempa-gempa susulan masih terus terjadi di wilayah tersebut sehingga masyarakat diimbau mewaspadai bangunan roboh.

Baca juga: Korban gempa NTB jadi 105 orang
Baca juga: Pemerintah siapkan tenda untuk belajar di Lombok

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018