Semarang (ANTARA News) - Jalur selatan Kereta Api (KA) di Pulau Jawa pada hari Sabtu (11/8) malam pukul 20.15 WIB dilaporkan normal kembali, setelah KA barang yang anjlok di Desa Kedawang, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, berhasil dipindahkan. Bagian Teknik Stasiun KA Kebumen, Kus Budiono, ketika dihubungi di Kebumen, mengatakan bahwa KA pertama yang melewati lokasi kejadian adalah KA Dwipangga jurusan Gambir (Jakarta)-Stasiun Balapan Solo. Pada saat kejadian, KA Dwipangga ini terhenti di Stasiun KA Soka Kecamatan Karanganyar Kabupaten Kebumen. Ia mengatakan, gerbong KA barang yang anjlok sudah dievakuasi dari lokasi kejadian dan ditarik ke Stasiun KA Kebumen. Seperti diwartakan sebelumnya, Kereta api (KA) barang tanpa muatan dari arah timur menuju Cilacap anjlok di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (11/8) sore. KA pengangkut bahan bakar minyak (BBM) dalam keadaan kosong itu terdiri atas 10 gerbong. Sedangkan gerbong kelima anjlok di kilometer 449+5/6 Desa Kedawung sekitar pukul 16.38 WIB. Operator Stasiun KA Kebumen, Arif Andriyanto mengatakan, dalam peristiwa anjloknya KA barang yang dimasinisi Karnadi itu tidak ada korban. Penyebab kecelakaan KA itu sampai saat ini masih dalam penyelidikan. Ia mengatakan, di dekat lokasi anjloknya kereta itu sudah terpasang tanda adanya perbaikan bantalan rel KA sehingga kereta yang melintas harus pelan-pelan atau dengan kecepatan 5 kilometer per jam. "Memang di tempat itu sedang ada penggantian bantalan rel, sudah ada tanda-tandanya," katanya. Saat kejadian ada sejumlah KA yang tertahan di berbagai stasiun sekitar Kebumen, seperti di Kebumen Kota (KA barang jurusan Cilacap), Sokka (KA Argo Dwipangga jurusan Gambir-Solo), Sruweng (KA Taksaka jurusan Gambir-Yogyakarta), dan Karang Anyar (KA Sawunggalih Utama jurusan Pasar Senen-Kutoarjo). Selanjutnya, di Stasiun Wonosari KA Logawa jurusan Jember-Purwokerto, Kutowinangun (KA Sawunggalih Ekonomi jurusan Kutoarjo-Tanah Abang), dan Prembun (KA Progo jurusan Lempuyangan-Pasar Senen). (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007