New York (ANTAR News) - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor terus memantau perkembangan terakhir konflik perdagangan Amerika Serikat dan China.

Kementerian Perdagangan China, seperti dikutip dari Xinhua,  mengumumkan pada Rabu (8/8) pengenaan tarif 25 persen terhadap 16 miliar dolar AS barang-barang Amerika Serikat, termasuk mobil dan minyak mentah.

Pengumuman itu muncul setelah pemerintah Amerika Serikat merilis daftar final barang-barang Tiongkok senilai 16 miliar dolar AS yang akan dikenakan tarif lebih tinggi.

Sementara itu, pound Inggris berada dalam fokus karena jatuh ke level terlemahnya terhadap dolar AS dalam sekitar satu tahun, di tengah kekhawatiran atas keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,13 persen menjadi 95,061 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,1618 dolar AS dari 1,1594 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2892 dolar AS dari 1,2935 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7438 dolar AS dari 0,7423 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,97 yen Jepang, lebih rendah dari 111,42 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9929 franc Swiss dari 0,9956 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,3010 dolar Kanada dari 1,3066 dolar Kanada.

Baca juga: Dolar AS diperdagangkan bervariasi di tengah aksi ambil untung
Baca juga: Emas berjangka sedikit menguat ditopang pelemahan dolar AS


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018