Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan publikasi ilmiah internasional dari Indonesia tahun ini sudah jauh meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2015.

"Pada Selasa (7/8) pukul 16.15 WIB, saya cek publikasi ilmiah internasional Indonesia pada posisi 16.528," kata Nasir pada Pembukaan Kegiatan Ilmiah bertema "Riset, Inovasi Menuju Ekonomi Era Industri 4.0" di Pekanbaru, Kamis.

Posisi Indonesia masih di bawah Malaysia, yang mempublikasikan 17.211 penelitian ilmiah di tingkat internasional, namun sudah melampui Singapura dengan 12.593 publikasi dan Thailand dengan 9.595 publikasi.

Nasir mengatakan sebelumnya penelitian seperti tidak mendapat perhatian serius. Saat dia menjadi menteri pada 2015, riset Indonesia yang masuk publikasi internasional hanya 5.400-an, jauh di bawah Malaysia yang sampai 28.000an.

"Saat itu sungguh ironis. Indonesia memiliki 4.679 perguruan tinggi negeri dan swasta serta 260 ribu dosen, tetapi publikasi ilmiahnya jauh di bawah negara yang jumlah penelitinya tidak seberapa," katanya.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kemudian menggandeng Kementerian Keuangan untuk mengurangi kesibukan peneliti mengurus pertanggungjawaban keuangan sehingga mereka bisa fokus mengurus penelitian dan publikasi hasilnya.

"Orientasi riset diubah dari pertanggungjawaban keuangan menjadi publikasi dan purwarupa, bukan lagi pertanggungjawaban perjalanan dinas dan lain-lain," jelasnya.

Baca juga:
Publikasi ilmiah Indonesia lampaui Singapura dan Thailand
Muhammad Nasir targetkan 2019 Indonesia pimpin publikasi ilmiah

 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018