Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai media komunikasi dengan warga Hanoi khususnya dan warga asing di Vietnam pada umumnya bahwa Indonesia kini menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Jakarta, 13/8 (ANTARA News) - Warga Hanoi, Vietnam, antusias mengikuti kegiatan di lapangan terbuka berupa tarian "Gemu Famire" dan "Poco Poco" yang digelar oleh KBRI Hanoi di kawasan Car Free Day (CFD) di Danau Hoan Kiem yang merupakan pusat turis kota itu, Minggu.

Keterangan yang diperoleh Antara dari KBRI Hanoi, Senin, Dubes RI untuk Vietnam, Ibnu Hadi mengatakan bahwa kegiatan itu dilaksanakan untuk mempromosikan dan menyemarakkan pesta olahraga Asian Games 2018 ke-18 di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus - 2 September 2018.

Selain tarian tersebut, KBRI juga telah melaksanakan kegiatan bersepeda di jalan utama di kawasan Danau Hoan Kiem pada 10 Agustus lalu.

Menurut Ibnu Hadi, kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai media komunikasi dengan warga Hanoi khususnya dan warga asing di Vietnam pada umumnya bahwa Indonesia kini menjadi tuan rumah pesta olah raga Asian Games 2018.

Indonesia sebagai tuan rumah telah melakukan berbagai persiapan melalui perbaikan infrastruktur dan fasilitas, transportasi umum atau kebersihan lingkungan.

Diharapkan pesta olahraga itu dapat memberikan dampak besar terhadap ekonomi dan pariwisata di Indonesia, khususnya di kota yang menjadi penyelenggara, yaitu Jakarta dan Palembang.

Gambaran umum tentang Indonesia dan aktivitas Asian Games 2018 telah dipromosikan kepada masyarakat Vietnam melalui musik, tarian modern dan tarian Indonesia dan juga melalui permainan-permaian yang sangat menarik.

Acara ini terbuka untuk umum dan dihadiri oleh warga negara Indonesia yang tinggal di Hanoi, perwakilan kedutaan asing di Hanoi, warga negara asing, dan khususnya warga Vietnam.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh KBRI Hanoi itu mengandung pesan untuk mempromosikan semangat "fair-play" dan mendukung tim olahraga yang berpartisipasi di Asian Games.

Hanoi, awalnya terpilih menjadi tuan rumah setelah menang melawan dua kandidat lainnya, Surabaya dan Dubai pada 8 November 2012, dengan 29 suara melawan 14 suara untuk Surabaya.

Namun, pada Maret 2014, ada beberapa kekhawatiran tentang kemampuan Vietnam untuk menjadi tuan rumah, termasuk kekhawatiran anggaran sebesar 150 juta dolar AS.

Ada kemungkinan pemerintah akan menghabiskan lebih dari 300 juta dolar AS. Selain itu, juga ada kekhawatiran beberapa fasilitas olahraga yang tidak mencukupi.

Pada 17 April 2014, PM Vietnam Nguyen Tan Dung ketika itu secara resmi mengumumkan penarikan Hanoi sebagai tuan rumah. PM Vietnam itu menyatakan ketidaksiapan dan resesi ekonomi sebagai alasan utama penarikan diri.
(T.M016/B/A032/a032) 13-08-2018 20:09:43

 

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2018