Ini pekerjaan rumah besar kita yang harus perlu diantisipasi, yakni ketersediaan air bersih dan MCK agar yang sehat tidak terpengaruh dan tidak terkena dampak,
Lombok Utara, (ANTARA News) - Ratusan ribu pengungsi yang tinggal di posko-posko pengungsian di Kabupaten Lombok Utara mulai diserang sejumlah penyakit pascagempa bumi 7 Skala Richter(SR) yang mengguncang Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat(NTB) pada Minggu (5/8) malam.

Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Kesehatan NTB, Marjito di Tanjung, Senin, membenarkan jika saat ini para pengungsi yang mendiami lokasi pengungsian sudah diserang penyakit, baik penyakit kulit, Infeksi saluran pernapasan akut(ISPA), maag, stres ringan hingga diare.

"Paling banyak keluhannya itu ISPA dan diare," ujar Marjito.

Ia mengatakan, ada sejumlah penyebab sehingga para pengungsi ini diserang penyakit, antara lain lingkungan yang tidak bersih, minimnya ketersediaan air bersih dan tidak adanya fasilitas MCK yang memadai di lokasi pengungsian.

"Inilah mengapa saat ini banyak warga yang mulai mengindap penyakit dan ini menjadi pekerjaan rumah buat kita bersama untuk memecahkannya," ujarnya.

Marjito menyebutkan, saat ini total seluruh pengungsi di Kabupaten Lombok Utara mencapai 150 ribu orang. Terdiri dari orang tua, anak-anak, bayi dan balita serta para lansia.

"Ini pekerjaan rumah besar kita yang harus perlu diantisipasi, yakni ketersediaan air bersih dan MCK agar yang sehat tidak terpengaruh dan tidak terkena dampak," katanya.

Sementara untuk, obat-obatan sudah terkecupi. Hanya saja, persediaan obat-obatan ini untuk jenis tertentu belum tersedia.

Sedangkan, soal kesehatan, pemerintah telah menyediakan sejumlah posko kesehatan dengan harapan pelayanan kesehatan bisa tetap normal.

"Untuk Lombok Utara saja ada delapan pos kesehatan yang kita dirikan. Tetapi kita juga mendapat bantuan rumah sakit terapung KRI Suharso, termasuk rumah sakit rujukan seperti RSUP NTB, RSUD kota Mataram, Bhayangkara, RS Risa, RS Jaka, RS Islam, RS Tripat Gerung, Rumah Sakit Angkatan Darat," ujar Marjito.

Lebih lanjut, dia menyatakan dalam penanganan kesehatan pada masa tanggap darurat ini, pihaknya diperkuat 171 dokter spesialis, baik bedah anak, bayi dalam kandungan, psikiater, ortopedi. Kemudian 228 dokter umum, 255 perawat, 38 bidan, psikolog dan non medis 268 orang.

"Mereka ini kita sebar di 1.004 pos kesehatan di klub termasuk RSUP provinsi dan rumah sakit lapangan," katanya.*

Baca juga: Bantuan belum jangkau pengungsi di perbukitan Lombok Utara

Baca juga: BNPB: 75 persen permukiman Lombok Utara hancur


 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018