Jakarta (ANTARA News) - Realisasi anggaran belanja modal dan belanja barang pemerintah hingga awal semester II 2007 masih rendah sehingga kondisi anggaran negara menunjukkan adanya surplus hingga mencapai sekitar Rp9,1 triliun. "Per 31 Juli 2007, penyerapan belanja modal baru mencapai Rp16,6 triliun atau 22,74 persen dari Rp73,1 triliun, untuk belanja barang baru mencapai 27,3 persen atau Rp19,7 triliun dari 72,1 triliun," kata Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan (Depkeu), Herry Purnomo, di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, Rabu. Sementara itu dari sisi penerimaan, realisasi penerimaan secara keseluruhan mencapai sekitar 46 persen dari target penerimaan APBN 2007. Penerimaan pajak mencapai sekitar 48 persen dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai sekitar 41 persen. "Terdapat keseimbangan primer sebesar Rp5,5 triliun, di samping itu juga ada kelebihan pembiayaan defisit yang mencapai Rp3,6 triliun," kata Herry. Menurut Herry, penyerapan anggaran belanja negara yang terbesar terjadi pada anggaran belanja pegawai yang sudah mencapai sekitar Rp54 triliun atau 51 persen dari total anggaran belanja pegawai selama 2007 sebesar Rp101,2 triliun. Penyebab masih rendahnya penyerapan anggaran belanja modal dan barang, Herry memperkirakan adalah masalah klasik yang menyangkut pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah yang agak terlambat. "Saya tidak tahu penyebab pastinya, kayaknya sih masalah klasik," kata Herry. Namun Herry memperkirakan, mulai Agustus 2007 ini sudah mulai ada peningkatan penyerapan anggaran belanja modal dan barang pemerintah. "Saya lihat proses lelang pengadaan barang dan jasa pemerintah sudah mulai jalan, di koran sudah banyak pengumuman lelang pengadaan barang dan jasa pemerintah," katanya. Menko Perekonomian Boediono juga menilai bahwa penyerapan belanja modal dan belanja barang pemerintah pada semester I 2007 belum optimal sehingga belum memberikan kontribusi maksimal bagi pertumbuhan ekonomi pada semester I 2007. Menurut Boediono, faktor pendukung pertumbuhan ekonomi selama semester I 2007 itu terutama masih berasal dari konsumsi masyarakat karena meningkatnya daya beli masyarakat, dan adanya peningkatan ekspor. "Belanja modal dan barang pemerintah di mana pada semester I 2007 belum optimal. Kita harapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar pada semester II 2007 ini," kata Boediono. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007