Sekarang tak ada kepastian, semaunya saja. Pengundang acara setiap saat, bisa memberhentikan kontrak penyanyi atau musisi, apalagi proteksi jaminan sosial.
Jakarta, (ANTARA News) - Saat ini, Indonesia belum memiliki serikat pekerja musik, padahal itu sangat diperlukan untuk memberikan perlindungan bagi musisi.

“Serikat Musik Indonesia (SMI) diperlukan sekali, karena di belahan dunia sudah ada serikat pekerja musik. Indonesia yang belum ada. Kalau kita keluar negeri, kita harus dapat rekomendasi dari serikat unit artis setempat," pendiri Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Indonesia (PAPPRI) Enteng Tanamal melalui siaran pers di Jakarta, Kamis.

Selama ini, kata Enteng, musisi belum memperoleh perlindungan atau peraturan yang membela hak-hak penyanyi dan pemusik saat tampil dalam suatu acara musik. 

“Ada kontrak, tapi apakah sesuai dengan aturan. Bahkan banyak yang tak memakai kontrak, habis menyanyi dikasih uang, selesai. Tidak mesti begitu, harus dibuat aturan-aturannya, “ kata dia

Enteng mengungkapkan saat ini jumlah penyanyi dan pemusik di seluruh Indonesia berjumlah 4000 orang.

Enteng berharap Kementerian Ketenagakerjaan akan membuat aturan yang melindungi seniman sehingga ke depan seniman lebih dilindungi dan teratur.

 “Saat ini kami baru membuat badan hukum terlebih dulu. Masalah teknis, kami masih terus  berkomunikasi dengan para Direktur di Kemnaker, “ kata Enteng 

Dengan bergabung ke SMI, Enteng meyakini penyanyi dan musisi akan memperoleh kepastian bekerja dan terlindungi secara baik hak-haknya sebagai seniman.

Selain itu SMI diperlukan agar bangsa Indonesia juga mampu bersaing dengan mancanegara dalam bidang musik. Sebab saat ini hanya di Indonesia yang belum didirikan SMI. 

“Sekarang tak ada kepastian, semaunya saja. Pengundang  acara setiap saat, bisa memberhentikan kontrak penyanyi atau musisi, apalagi proteksi jaminan sosial. Nah, adanya SMI harus ikut aturan, seniman juga harus persiapkan diri agar saat digunakan  benar-benar terlindungi," kata dia.

Sekjen PAPPRI  Johnny Maukar menambahkan musisi membutuhkan wadah untuk memperjuangkan hak-haknya. 

Tujuan pembentukan SMI adalah menyatukan semua organisasi musik untuk melindungi  dan mempromosikan hak ekonomi, sosial dan kekayaan intelektual. 

“Setelah di tingkat nasional, barulah Indonesia Music Union (IMU) bakal didaftarkan ke tingkat dunia, “ ujarnya.

Johnny Maukar mengatakan menyebut manfaat adanya SMI sangat besar. Interaksi para musisi tersebut akan membawa para pekerja musik Indonesia ke tataran dunia. 

"Ini akan berguna bagi kesejahteraan pekerja musik yang pastinya bisa terus diperhatikan," kata Johnny.

Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri mendukung penuh dibentuknya serikat pekerja musik atau Serikat Musisi Indonesia (SMI) di tengah era perubahan tekonologi informasi saat ini. 

Perlindungan hak-hak normatif bagi para seniman, khususnya musisi dibutuhkan untuk menjaga kreativitas dan meningkatkan perlindungan bagi pekerja musik . Apalagi, musik terus mengalami pertumbuhan pesat sebagai salah satu sub sektor ekonomi kreatif.

“Saya dukung penuh usulan pembentukan serikat musisi ini sebagai wadah para pekerja seni musik,“ kata Hanif.

Menaker Hanif menekankan adanya perubahan teknologi informasi yang cepat  di dunia saat ini,  bangsa ini memerlukan kecepatan dan kreativitas untuk dapat bersaing dengan bangsa lain khususnya di bidang musik.

“Pemerintah siap memberikan asistensi serta pendampingan terhadap proses pembentukan SMI sampai  mendapatkan legalitas yang sah,” kata Hanif.*

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018