Temanggung (ANTARA News) - Kawasan hutan lindung Gunung Sindoro bagian timur yang berada di Petak 11, Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jateng, terbakar. Menurut Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Temanggung, KPH Kedu Utara, Sony Diantoro, di Temanggung, Senin, kawasan hutan yang terbakar sekitar lima hektare dengan jenis tanaman rimba perdu dan rimba campur. Hingga saat ini, katanya, penyebab kebakaran belum diketahui, namun diperkirakan dari kesengajaan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. "Kemungkinan dari tangan-tangan orang yang tidak bertanggung jawab, karena tidak mungkin api muncul dengan sendirinya," katanya. Terhadap kebakaran yang terjadi sejak Minggu (26/8) malam tersebut telah dilakukan upaya pemadaman dengan melibatkan personil Perhutani dan masyarakat sekitar hutan. Ia mengatakan, pemadaman dengan menerjunkan 20 orang personil dari Perhutani dan 20 orang dari lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) dengan cara "gepyokan" (memukul kobaran api dengan tongkat atau alat lainnya) dan membuat lubang sebagai penyekat agar api tidak merambat ke tanaman yang lain. "Saat ini kobaran api mulai mengecil," katanya. Beberapa saksi mata warga Katekan yang lokasinya paling dekat atau berada di bawah hutan lindung tersebut mengatakan, kobaran api mulai terlihat pada Minggu malam sekitar pukul 22.00 WIB. "Kami tidak tahu apa yang menyebabkan hutan tersebut terbakar, yang jelas setiap musim kemarau kawasan hutan itu sering mengalami kebakaran," kata Abdi warga Katekan. Seorang perangkat Desa Katekan, Suhardi mengatakan, pada musim kemarau kawasan hutan di lereng Gunung Sindoro sering terjadi kebakaran, tetapi kebakaran kali ini memang agak luas dibanding dengan kebakaran serupa yang terjadi pada tahun 2006. Untuk melakukan pemadaman, katanya, biasanya Perhutani berkoordinasi dengan warga desa, yakni anggota kelompok tani hutan (KTH) dengan cara "gepyokan". Ia mengatakan, kebakaran saat ini bukan terjadi di tanah sanggem (tanah milik Perhutani yang dikelola bersama masyarakat), tetapi terjadi di kawasan hutan lindung.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007