Jakarta (ANTARA News) - Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) ditetapkan pemerintah menggunakan sistem terbuka jauh - dekat untuk Golongan I Rp6.000, Golongan IIA Rp7.000, dan Rp8.500 untuk Golongan IIB. "Pengoperasian sistem terbuka JORR bersamaan dengan beroperasinya JORR ruas Jatiasih - Cikunir," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto di Jakarta, Selasa usai meresmikan beroperasinya JORR ruas Jatiasih - Cikunir. Hadir dalam peresmian tol yang dioperasikan PT Jasa Marga tersebut Menko Perekonomian Boediono, Meneg BUMN Sofyan Djalil, dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal. Menurut Menteri PU, pengoperasian Jatiasih - Cikunir (E1 seksi 4) terlambat hampir dua tahun karena persoalan tanah, menurut rencana ruas ini seharusnya dapat dioperasikan tahun 2005. Dengan demikian, kata Menteri PU, dalam kurun waktu 8 bulan ini sudah dua ruas tol yang berhasil dioperasikan yakni Cipularang 41 kilometer dan JORR 14,6 kilometer sehingga total 55,6 kilometer. Sedangkan Direktur Utama PT Jasa Marga Frans S Sunito mengatakan, biaya untuk menyelesaikan JORR sampai dengan beroperasinya E1 seksi 4 sudah menelan Rp3,7 triliun. Dengan beroperasinya ruas ini PTB Jasa Marga, untuk DKI Jakarta akan memfokuskan kepada penyelesaian JORR W2 (Ulujami - Kb Jeruk) yang sampai saat ini masih terkendala pembebasan tanah. JORR W2 kata Frans sudah mendapat persetujuan dari Menteri PU untuk direlokasi karena dengan trase jalan yang sekarang biayanya di atas rencana bisnis yang sudah ditetapkan. Frans juga menambahkan, pihak PTB Jasa Marga saat ini masih melakukan perundingan dengan PT Jakarta Propertindo terkait dengan besaran equity yang akan ditanamkan dalam ruas jalan tol tersebut. Dengan beroperasinya JORR E1 seksi IV maka masyarakat di kawasan Serpong/ Tangerang, Bintaro, Pondok Indah, Bogor yang akan ke Tanjung Priok atau Bekasi, Karawang, Cikampek, Bandung atau sebaliknya tidak perlu lewat Cawang sehingga kepadatan dapat dikurangi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007