Jakarta (ANTARA News) - Video pengeroyokan suporter Persija yang berujung pada kematian dengan kalimat tauhid dipastikan pihak kepolisian merupakan hasil pengeditan dan merupakan informasi palsu atau hoaks.

"Dari hasil analisa dan lab siber kami itu editan. Asliny sudah ada di penyidik, penyidik sudah punya bukti komparatif, jadi dari hasil penyidikan ketemu disitu," ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Jakarta, Kamis.

Dedi Prasetyo menuturkan Polda Jabar masih menyelidiki seseorang yang mengedit dengan memotong video pengeroyokan dan membubuhkan kalimat tauhid berulang-ulang.

Pihak kepolisian pun mendalami pelaku yang mengedarkan atau memviralkan video hoaks tersebut.

"Itu adalah editan, semua hoaks. Aparat kepolisian langsung bersurat kepada Kominfo untuk melakukan take down video," kata Dedi.

Polisi menyita gawai yang digunakan untuk merekam kejadian yang merupakan milik salah seorang tersangka untuk memprovokasi dengan mengunggah ke media sosial.

Baca juga: Menkominfo: 450 URL video pengeroyokan diblokir

Gawai tersebut juga menjadi salah satu barang bukti penyidik satreskrim Bandung untuk mengungkap delapan tersangka pengeroyokan.

Polda Bandung masih mendalami hasil rekonstruksi untuk pendalaman lebih lanjut dan menangkap yang belum ditangkap.

Ada pun insiden pengeroyokan suporter Persija, Haringga Sirla (23) terekam dan tersebar di media sosial. Video berdurasi 22 detik itu memperlihatkan seorang pemuda yang tengah dihajar sejumlah orang meski dalam keadaan sudah tak berdaya.

Namun, kemudian muncul potongan video tersebut dengan kalimat tauhid selama pengeroyokan terjadi.

Baca juga: Keluarga minta kasus Haringga benar-benar dituntaskan

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018