Kita akan mendekati komunitas "art street"di sini, memberi ruang kepada mereka untuk tampil, seperti menyedia dinding untuk mengekspresikan seni mural (lukisan dinding).
Malang (ANTARA News) - Potensi budget hotel masih besar di daerah tujuan wisata tertentu, terutama bagi wisatawan milineal yang  menginginkan suasana baru dengan harga terjangkau.

Irene Janti, Direktur Marketing Tauzia Hotel Management yang mengelola Harris Vertu Hotel, Fox Harris Hotel, Harris Hotel, Pop Hotel dan Yello Hotel  di Malang, Sabtu, mengatakan potensi wisatawan milineal masih sangat besar.

"Mereka senang berpergian dan menginap di hotel-hotel yang sesuai dengan selera mereka," ujar Irene di peletakan batu pertama (ground breaking) Yello Hotel di Malang, Sabtu.

Karena itu, konsep hotel yang dikembangkan Yello Hotel Malang adalah "art street", yakni bernuansa seni jalanan, seperti seni mural, begitu juga dengan seni musiknya yang dekat pada hip hop dan R n B.

"Kita akan mendekati komunitas "art street"di sini, memberi ruang kepada mereka untuk tampil, seperti menyedia dinding untuk mengekspresikan seni mural (lukisan dinding)" kata Irene.

Yello Hotel di Malang adalah yang ke dua di Jatim, setelah di Surabaya dan kini hadir di Kota Malang, di Jalan Soekarno Hatta No.18.

Ketika ditanya tentang jenuhnya pasar hotel di kota pelajar itu, Presiden Komisaris Nayumi Group, Rusdi Basalamah, yang memegang lisensi Yello Hotel di Malang, mengatakan kota itu membutuhkan 4000 kamar baru setiap tahun.

"Kami punya data kunjungan di Malang, kalau tidak, kami tidak mau investasi jika sudah jenuh," kata Rusdi.

Diakuinya, pada daerah tujuan wisata dan daerah/kota tertentu sudah jenuh, tetapi kajian Nayumi menunjukkan potensi budget hotel bersegmen khusus masih potensial. Karena itu dia membangun Yello Hotel Malang, dengan 102 kamar dengan sasaran kaum muda dan milineal.

 
Contoh kamar tipe studio apartemen Nayumi Samtower yang dilakukan peletakan batu pertamanya (ground breaking) di Jalan Soekarno Hatta No.18, Malang, Sabtu (29/9/2018). (Foto: ANTARA News, Erafzon SAS)



Bersamaan dengan Yello Hotel, Nayumi juga membangun dua menara (Platinum dan Emerald) apartemen Nayumi Samtower (NST) yang berkamar 1.070 dengan konsep hotel, apartemen dan bisnis area.

"Di satu tempat, pemilik mendapat tiga suasana, plus kolam renang di setiap menara, ruang parkir 3:1dan dekat dengan kampus-kampus ternama di Kota Malang," kata Rusdi.

Meski menyasar mahasiswa, tetapi tidak sedikit yang membeli untuk investasi, seperti Ruri Hermawati, ibu muda yang bersuamikan dosen di Riyad, Saudi Arabia. Dia membeli untuk rumah tinggal karena jika ke Malang, sang suami tinggal di hotel. 

"Hitung-hitung uang hotel dijadikan apartemen dan bisa disewakan jika sedang di Riyad," kata ibu berhijab syar'i dan berkaca mata itu.

 
Husnul, pembeli kamar tipe studio apartemen Nayumi Samtower yang dilakukan peletakan batu pertamanya (ground breaking) di Jalan Soekarno Hatta No.18, Malang, Sabtu (29/9/2018). (Foto: ANTARA News, Erafzon SAS)


Sementara Husnul, ibu rumah tangga dan wiraswasta dan pemilik empat ruko, membeli apartemen NST untuk investasi. "Sewa ruko sebenarnya lebih mahal, tetapi saya mau coba investasi di apartemen," ujarnya.

Keduanya membeli karena alasan lokasi yang strategis, di pusat kota, dekat kampus ternama dan juga layanan tenaga sales yang memuaskan, di samping ada kepastian pelaksanaan proyek yang sesuai jadwal. 

Dalam kondisi bisnis properti yang sedang lesu seperti saat ini, kata Rusdi, kepastian itu memberi keyakinan pada pembeli. Dia berharap keyakinan itu akan menyebar dari mulut ke mulut sehingga target "sold out" pertengahan atau akhir tahun depan bisa tercapai.

Saat ini, NST sudah terjual 35 persen dan diharapkan akan 50-55 persen setelah ground breaking hingga akhir tahun ini dan terjual habis pada pertengahan atau akhir tahun depan. ***4***

Baca juga: Mahasiswa dinilai lebih senang tinggal di apartemen

Baca juga: Pos properti Indonesia kembangkan bisnis "budget hotel"


 

Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018