Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal optimis kondisi pelayanan lintas penyeberangan Merak-Bakauheni mulai pulih Senin (3/9) pekan depan. "Setelah beberapa upaya antara lain, kapal bantuan tujuh kapal, kami optimis Senin pekan depan akan pulih," katanya kepada pers sesaat setelah melakukan pertemuan tertutup dengan jajaran PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry di Merak, Banten, Rabu. Menurut Jusman, pihaknya akan memberdayakan tujuh kapal bantuan yakni dua kapal milik PT Pelni, dua kapal milik TNI AL, satu kapal milik PT Dharma Lautan Utama dan dua lainnya milik PT ASDP. Jusman mengakui, dari tujuh kapal tersebut, empat diantaranya yakni dua kapal milik PT Pelni (KMP Egon dan Ganda Dewata) dan dua kapal TNIB AL yakni KRI 537 dan KRI 538 tidak bisa merapat di dermaga Merak-Bakauheni. "Untuk itu, mereka akan diberangkatkan dari pelabuhan Cigading, Ciwandan, Banten milik PT Pelindo II dan merapat di dermaga Panjang yang darurat berupa plengsengan di Bakauheni," katanya. Jusman juga mengatakan, pengoperasian tujuh kapal bantuan ini sifatnya adalah untuk memulihkan kembali secara bertahap dan dengan besaran tarif sama. "Nanti akan ada pengaturan-pengaturan. Kita sudah koordinasi dengan Kapolda dan TNI AL," katanya. Pergerakan kapal, tambah Jusman, secara bertahap akan dimulai besok (30) antara lain ditandai dengan bergabungnya KM Dharma Ferry II. Selain itu, KM Raja Enggano milik PTB ASDP yang sudah beroperasi hari ini dan satu lagi KMP Belanak (ASDP) yang saat ini masih berada di Sumatera Utara melayani Sibolga-Nias. Juga, dua KRI 537 dan 538 milik TNI Angkatan Laut, termasuk dua kapal milik PT Pelni yakni KM Egon Yang saat ini masih di Semarang dan KM Ganda Dewata yang masih di Priok Jakarta. "Posisi KM Dharma Ferry II kini ada di perairan Tegal," kata Dirut PT Dharma Lautan Utama, Bambang Haryo ketika sambil menambahkan, kapal itu memang lagi "off" yang biasanya melayani Batulicin, Kalimantan-Surabaya. Menhub Jusman melanjutkan, pihaknya dalam jangka panjang akan menawarkan solusi kongkrit antara lain mencari jalan keluar untuk melengkapi lintas Merak-Bakauheni menjadi 25 kapal.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007