Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sedang mendata jumlah mahasiswa yang terdampak gempa dan atau tsunami di Palu, Donggala dan bagian Sulawesi Tengah lain yang terdampak bencana.

"Sekarang sedang dihitung, didata," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Ainun Na'im di Jakarta, Kamis, usai penandatangan kerja sama antara Kemristekdikti dan Kementerian Dalam Negeri mengenai pemanfaatan data kependudukan untuk peningkatan layanan publik dan pengembangan pendidikan Indonesia.

Ainun mengatakan kementerian akan membantu para mahasiswa yang terdampak gempa dan atau tsunami tetap dapat melanjutkan pendidikan tingginya.

Mahasiswa yang terdampak langsung bencana dapat dialihkan untuk kuliah di universitas di tempat lain karena kerusakan infrastruktur perguruan tinggi yang tidak memungkinkan untuk proses belajar-mengajar yang efektif di Palu.

"Bagi mereka yang kebetulan di luar Palu kuliah di tempat lain ya, kalau keluarganya kena (bencana) yang kita bantu untuk kelanjutan kuliahnya. Demikian juga yang di Palu, mungkin sebagian bisa kuliah di tempat lain," tuturnya.

Kementerian, menurut dia, akan masih mengumpulkan data mahasiswa yang terdampak bencana di Sulawesi Tengah. "Dalam dua hari ini saya kira kita bisa update (perbarui) angka-angkanya," ujarnya. 

Gempa 7,4 Skala Richter yang mengguncang sebagian wilayah Sulawesi Tengah pada 28 September telah menewaskan seribu lebih orang dan menghancurkan bangunan di daerah seperti Palu, Donggala dan Sigi.

Menurut Ainun berdasarkan laporan yang diterima kementerian bencana itu telah menyebabkan 70 persen infrastruktur pendidikan tinggi rusak, termasuk bangunan perguruan tinggi di Tadulako.

Baca juga: Mahasiswa asal Palu dapat berkuliah sementara di 38 PTN
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018