Bangkok (ANTARA News) - Mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra mempertimbangkan dengan serius untuk membentuk pemerintah di pengasingan setelah ia digulingkan oleh kudeta militer tahun lalu, kata seorang pembantu dekat perdana menteri yang tersingkir itu. "Benar setelah kudeta 19 September 2006, kami berencana membentuk satu pemerintah di pengasingan tapi satu pesan telepon dari Bangkok mengubah semua itu," kata Jakrapob Penkair, mantan deputi kepala staf PM Thaksin kepada Klub wartawan asing Thailand, Rabu malam seperti dikutip DPA. Thaksin, perdana menteri Thailand yang kontroversil antara tahun 2001 sampai 2006, digulingkan oleh satu kudeta ketika ia sedang berada di New York menghadiri sidang majelis Umum PBB. Ia kabarnya terkejut oleh tindakan politik militer itu terhadapnya dan semula berusaha menghambat kudeta itu dengan mengumumkan keadaan darurat di satu stasiun televisi Thailand yang segera mengudara. PM terguling tersebut pada saat itu dengan serius mempertimbangkan pembentukan satu pemerintah di pengasingan sewaktu berada di markas besar PBB, New York, kata Jakrapob yang adalah jurubicara pemerintah Thaksin periode pertama. "Bukan dia yang mengutarakan gagasan pembentukan pemerintah di pengasingan," kata Jakrapob. "Gagasan itu datang dari sejumlah kami termasuk saya." Jakrapob mengklaim bahwa para pendukung Thaksin secara resmi mendekati sejumlah negara untuk mengetahui apakah mereka akan menyetujui satu pemerintah di pengasingan "dan mereka mengatakan mereka akan setuju." Tapi Thaksin tidak melakukan tindakan itu setelah ia menerima satu pesan telepon dari seorang yang tidak diketahui di Bangkok. Jakrapob menolak menyebut namanya dan terbang ke London di mana ia menetap sejak itu. Jakrapob, mantan penyiar televisi yang bergabung dengan pemerintah periode pertama Thaksin tahun 2001, kini ditahan karena memimpin unjukrasa di luar rumah pribadi mantan perdana menteri Prem Tinsulanonda yang kini ketua dewan penasehat raja Thailand. Prem, 87 tahun, mantan panglima militer yang memimpin Thailand antara tahun 1979 sampai 1988 sebagai perdana menteri yang diangkat, kini adalah penasehat senior Raja Bhumibol Adulyadej. Raja Bhumibol, 79 tahun adalah kepala negara berdasarkan sistem monarki konstitusional Thailand. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007