Nusa Dua (ANTARA News) - Sejumlah perajin dari berbagai daerah unjuk kreasi di pameran Paviliun Indonesia, termasuk pengrajin topeng barong dan rangda Bali, Cokorda Raka Bawa dari Desa Batubulan Kangin, Sukawati, Gianyar, Bali.

"Saya memulai memahat topeng sejak tahun 1999, awalnya saya sudah punya bakat pematung, sejak kecil saya sudah belajar patung," kata Cokorda sambil memahat kayu Pule menjadi satu topeng barong di salah satu sudut Paviliun Indonesia di Nusa Dua, Senin.

Cokorda mengatakan mengikuti pameran berskala internasional seperti Paviliun Indonesia adalah kesempatan langka yang berharga bagi para perajin dan seniman.

"Seniman di Bali ini kan banyak, tapi yang punya kesempatan seperti ini jarang. Harapan saya ikut pameran ini ya supaya produk saya dikenal dunia, ya selama ini memang sudah dikenal sih tapi saya inginnya dikenal standar internasional," katanya.

Workshop Cokorda di Batubulan Kangin terdiri dari tujuh pemahat. Satu seniman pahat biasa menyelesaikan satu topeng hingga tiga bulan.

"Kalau untuk satu badan full barong bisa sampai enam bulan. Harganya untuk kepala saja Rp13 juta, kalau satu badan full untuk pasar domestik Rp150 juta, kalau ekspor ke luar bisa sampai Rp250 juta, kita sudah ekspor ke Belanda, Belgia dan Jerman," kata Cokorda yang usahanya merupakan mitra BNI itu.

Bahan baku dari kerajinan topeng barong Cokorda adalah kayu pule karena dianggap paling ringan dan mudah menyerap warna.

"bagian paling sulit bukan kerasnya memahat kayu tapi menyetel antara rahang atas dan bawah serta membuat simetris mata barong supaya tidak terlihat juling," katanya.

Paviliun Indonesia digelar di area seluas sekitar 2.000 meter persegi.

Pada dasarnya, Paviliun Indonesia adalah ajang pameran yang menampilkan keberhasilan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jalan tol, bandara hingga pelabuhan.

Selain itu, pembangunan telekomunikasi, pembangunan bisnis serta industri strategis nasional seperti pesawat, tank, dan kapal juga akan ditampilkan bagi ribuan delegasi IMF dan Bank Dunia.

Berbagai faktor pendukung investasi yang dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia juga ditampilkan dalam stan tersebut.

Sekitar 150 usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari 64 pemerintah kabupaten/kota di Indonesia juga turut dilibatkan dalam memamerkan hasil karyanya.

Pameran Paviliun Indonesia dipamerkan selama pelaksanaan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, 8-14 Oktober 2018.

Paviliun Indonesia  terbagi dalam beberapa ruangan sesuai tema seperti BUMN Hall, workshop, pameran, area VIP, area investasi, serta "coffee shop".

Baca juga: Mencicipi segarnya teh artisan asli Indonesia di Paviliun Indonesia

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018