Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan segera menyalurkan subsidi minyak goreng dalam waktu dekat guna meringankan sebagian beban warga miskin dan usaha/industri kecil dan mikro (UKM/IKM) yang banyak menggunakan minyak goreng sebagai bahan baku produksi. "Realisasi subsidi minyak goreng akan berlangsung selama 3 bulan, kapan mulainya masih harus dibahas lagi terutama menyangkut distribusinya, namun diharapkan dapat sesegera mungkin disalurkan," kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Sabtu. Menurut dia, penyaluran subsidi minyak goreng itu antara lain dengan penyaluran/penjualan minyak goreng curah yang disubsidi harganya selama tiga bulan melalui pasar murah dan pasar khusus menjelang dan sesudah Idul Fitri. "Cara penyalurannya lainnya adalah dengan pemberian subsidi yang masih akan dikaji bentuknya, termasuk kemungkinan mengkaitkannya dengan program beras untuk rakyat miskin (Raskin)," katanya. Ia mencontohkan, jika rumah tangga miskin (RTM) selama sebulan harus mengeluarkan Rp10.000 untuk mendapatkan 10 kg raskin maka melalui program subsidi minyak goreng, RTM yang bersangkutan cukup membayar Rp5.000 saja untuk mendapatkan 10 kg raskin. "Sisanya sebanyak Rp5.000 merupakan subsidi tunai yang diterima oleh RTM. Kita harapkan itu membantu mereka untuk membeli minyak goreng, tapi kalaupun digunakan untuk yang lain juga tidak masalah," jelasnya. Bayu menjelaskan, sumber pembiayaan program subsidi minyak goreng itu akan berasal dari alokasi dana subsidi minyak goreng di APBNP 2007 yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp325 miliar. Sementara itu Direktur Bina Pasar dan Distribusi Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Depdag, Gunaryo menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM serta pemerintah daerah untuk menentukan IKM/UKM yang berhak menerima bantuan subsidi minyak goreng. "Mereka yang tahu UKM/IKM mana saja dan bagaimana cara penyalurannya apakah dengan cara kupon atau lainnya," katanya. Ia mengakui, menjelang bulan puasa memang terjadi kenaikan permintaan terhadap minyak goreng sehingga biasanya harganya juga mengalami kenaikan. "Menjelang bulan puasa memang permintaan minyak goreng naik, makanya kita akan sesegera mungkin memulai program ini," kata Gunaryo.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007