Sydney (ANTARA News) - Penyuapan dan rintangan yang tersembunyi dalam perdagangan telah menyebabkan hilangnya aktivitas ekonomi senilai 148 miliar dolar AS di negara-negara anggota forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), tulis laporan Bank Dunia, Senin. Laporan Bank Dunia yang dirilis dari pertemuan APEC di Sydney, itu menyebutkan bahwa pihaknya menginginkan adanya peraturan yang transparansi dan keterbukaan perdagangan yang dapat mengurangi ketidakpastian di 21 anggota APEC. Dalam studi yang dilakukan Bank Dunia, peningkatan transparansi akan menimbulkan penghematan sekitar 148 miliar dolar AS atau setara dengan 7,5 persen nilai perdagangan APEC pada 2004. Laporan ini sangat penting karena nilai APEC mencakup 56 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP) global dan separuh dari perdagangan dunia. Bank Dunia mengatakan, ekonomi APEC secara umum bagus dalam mengurangi hambatan aturan perdagangan, tetapi mereka mendesak untuk mengambil langkah yang lebih cepat dalam mengatasi masalah hambatan perdagangan tersembunyi dan penyuapan. Bank Dunia juga menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan kemungkinan melakukan penyuapan untuk oknum bea cukai guna mempercepat transaksi ekspor-impor, hal ini yang menambah biaya kegiatan perekonomian. "Di beberapa tempat, aliran barang dan jasa masih terganggu oleh aturan bea cukai yang bertabrakan, penerapan teknologi yang kurang modern, kurangnya infrastruktur transportasi dan lain sebagainya. Di negara-negara yang masih menghadapi masalah fasilitas perdagangan, para pedagang harus mengeluarkan biaya tambahan saat menjual atau membeli barang dan jasa di pasar internasional," kata Bank Dunia, seperti dikutip AFP. Dalam pertemuan APEC di Sydney diikuti oleh Australia, Brunei, Kanada, Chile, China, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Philippina, Russia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam. (*)

Copyright © ANTARA 2007