Jakarta (ANTARA News) - Komisi XI DPR RI mengusulkan untuk menambah dana ke Bank Tabungan Negara (BTN) guna meningkatkan pembiayaan rumah siap huni (RSH) bersubsidi untuk masyarakat penghasilan rendah. "Kita usulkan alternatif pendanaan untuk mencapai target pembiayaan rumah bagi masyarakat rendah, apakah nanti bentuknya pelayanan publik (PSO) atau penanaman modal negara (PMN) atau penambahan subsidi kita bahas nanti," kata ketua sidang rapat dengar pendapat Komisi XI DPR RI dengan BTN Endin AJ Soefihara, di Gedung DPR Jakarta, Selasa, membacakan kesimpulan dari pertemuan tersebut. BTN menargetkan pembiayaan RSH untuk tahun 2008 mencapai 153 ribu rumah, meningkat dari tahun 2007 ini yang ditargetkan 110 ribu. Dan dalam RAPBN 2008, BTN akan mendapatkan dana untuk subsidi Rp800 miliar. Endin mengatakan pembiayaan RSH untuk masyarakat berpenghasilan rendah sangat diperlukan karena masih banyak yang tidak memiliki rumah yang layak huni. "Hal ini sekaligus untuk menunjukan kita sangat peduli dan pro terhadap kepentingan rakyat," katanya. Hal senada diungkapkan oleh anggota Komisi XI DPR RI Max Moein. "Kita akan perjuangkan agar BTN mendapatkan dana tambahan," katanya. Direktur Utama BTN Kodradi mengatakan sebaiknya tambahan dana tersebut berupa tambahan subsidi bunga oleh pemerintah. "Dari semula yaitu 3,5 persen subsidi bunga oleh pemerintah menjadi lima persen, saya kira itu cukup," katanya. Ia menjelaskan saat ini bunga BTN untuk RSH bersubsidi yaitu rumah seharga maksimal Rp49 juta mencapai 13,5 persen per tahun dengan 3,5 persen disubsidi oleh pemerintah, dan 10 persen ditanggung oleh nasabah. Ia menambahkan dengan tambahan subsidi menjadi lima persen maka jumlah masyarakat yang akan membeli rumah diperkirakan akan bertambah. "Bila semula mereka membayar bunga 10 persen, maka dengan membayar bunga 8,5 persen diharapkan akan semakin memperluas kemampuan masyarakat yang ingin memiliki rumah," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007