Jakarta (ANTARA News) - Brigadir Polisi Muhamad Saleh dan Edi Syahputra menerima penghargaan Frans Seda Award (FSA) 2018 dari Yayasan Atma Jaya karena peran dan prestasi mereka dalam bidang pendidikan dan kemanusiaan.

"Tahun ini, kami memberikan penghargaan kepada dua pemuda berprestasi, keduanya memiliki peran signifikan pada bidang pendidikan dan kemanusiaan," kata Rektor Unika Atma Jaya Dr A Prasetyantoko di Jakarta, Jumat.

Brigadir Polisi Muhamad Saleh yang berasal dari Bombana, Sulawesi Tenggara, merupakan pendiri sekolah swasta "Anak Soleh".

Penerima FSA 2018 Bidang Pendidikan itu mendirikan sekolah karena melihat anak-anak kecil setiap hari arus berjalan kaki sejauh lima hingga delapan kilometer untuk belajar.

Kegiatan sekolah semula dilakukan di rumah warga, dan dengan bantuan dari warga pula kemudian kegiatan sekolah berlangsung dalam tiga kelas, kelas satu, dua, dan tiga.
     
Muhammad Saleh dan istrinya yang awalnya menjadi guru bagi anak-anak yang belajar di sekolah itu sebelum datang tiga guru yang mengajar di masing-masing kelas dengan gaji dari uang saku Muhammad Saleh.

Sementara, Edi Syahputra yang berasal dari Langkat (Sumatera Utara) menerima FSA Bidang Kemanusiaan karena mendirikan Sanggar Tratama dalam upaya menjauhkan generasi di desa dari hiburan yang berdampak buruk seperti narkoba dan gim daring.

Prasetyantoko menjelaskan FSA merupakan upaya Atma Jaya untuk mempertahankan, menjaga, dan merawat semangat pendiri dengan memberikan penghargaan bagi orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama dengan pendiri.
   
Para pemenang FSA 2018 pada masing-masing kategori mendapatkan medali, sertifikat, dan uang tunai senilai Rp50 juta.

FSA diselenggarakan setiap dua tahun sekali sejak 2012 dan tahun ini nominasinya berasal dari sembilan provinsi dan 10 kota.

Baca juga: Unika Atma Jaya Anugrahkan Frans Seda Award

Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018