Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhamad Lutfi, memperkirakan pada akhir 2007 komitmen investasi asing (PMA) akan mencapai 55 miliar dolar AS. "Kita harapkan komitmen investasi hingga akhir 2007 bisa mencapai 55 miliar dolar AS dan menempatkan Indonesia pada posisi kedua setelah China," katanya, seusai memaparkan peluang investasi dan kondisi ekonomi Indonesia dalam forum bisnis Indonesia-Rusia di Jakarta, Kamis. Selama Januari-Agustus 2007, komitmen PMA mencapai 31,33 miliar dolar atau meningkat 156,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan nilai komitmen penanaman modal dalam negeri (PMDN) selama periode Januari-Agustus 2007 telah mencapai 16,22 miliar dolar AS. Total komitmen investasi selama periode itu mencapai 47,55 miliar dolar atau meningkat 144,52 persen dibanding 2006. "Angka komitmen investasi selama 2006 turun karena kenaikan harga BBM. Jadi pada 2007 kemungkinan besar tertunda komitmennya (masuk). Kita mendapatkan `windfall` lah dari 2006 ke 2007," ujarnya. Menurut dia, Indonesia telah kembali pada angka investasi sebelum krisis yang pada 1996 mencapai angka tertinggi sebesar 36 miliar dolar AS. Pulp dan kertas Selama dua tahun terakhir nilai investasi di industri pulp dan kertas merupakan yang tertinggi dibanding sektor lain. "Investasinya paling banyak di industri berbasis kayu, terutama pulp dan kertas," kata Lutfi. Dalam dua tahun terakhir menurut catatan BKPM, nilai PMDN dalam sektor tersebut setidaknya mencapai 6 miliar dolar AS dan PMA sebesar 7 miliar dolar. "Ini sangat penting bahwa apa yang terjadi di industri perkayuan mesti diselesaikan pemerintah," tambahnya. Sebelumnya, Ketua Presidium Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Muhammad Mansyur, mengkhawatirkan mundurnya para investor baru di industri ini akibat kasus penanganan tuduhan pembalakan liar kepada PT Indah Kiat Pulp and Paper dan PT Riau Pulp and Paper. Dua perusahaan itu terancam berhenti berprodukai karena lahan dan alat berat mereka dipasangi garis polisi (police line). (*)

Copyright © ANTARA 2007