Washington (ANTARA News) - Sebanyak 28 pesohor Hollywood telah menulis sepucuk surat yang meminta Sekjen PBB, Ban Ki-moon, agar secara pribadi melakukan campur tangan guna membebaskan ikon demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi. "Kami mendesak anda agar mengambil tindakan demi menjamin pembebasannya dengan segera," kata para selebriti, antara lain para bintang film seperti Jennifer Aniston, Dustin Hoffman, Owen Wilson, Susan Sarandon, Robbin Williams dan Anjelica Huston, dalam sepucuk surat yang dilayangkan Rabu. Aung San Suu Kyi, satu-satunya penerima Hadiah Nobel Perdamaian yang terpenjara, telah berada dalam tahanan rumah di Myanmar selama 11 tahun dalam 17 tahun belakangan ini. Liga Nasional Demokrasi pimpinannya memenangi pemilu pada 1990, namun para penguasa militer Myanmar tak pernah mengakui hasil pemilu tersebut. "Wanita pemberani yang disebut banyak orang sebagai Nelson Mandela-nya Myanmar itu harus dibebaskan dan rejim militer harus mengakhiri serangannya pada penduduk sipil," kata mereka, seperti dilansir AFP dan Reuters. "Dia bukan hanya seorang pemimpin kharismatik, tetapi pemimpin terpilih rakyat Myanmar, kata mereka menambahkan. Tekanan kian meningkat Upaya mereka, yang disponsori aktris peraih Oscar, Huston, dan dua kelompok, yakni Pusat Aksi HAM dan Kampanye AS Bagi Burma, berlangsung saat para pendukung pro-demokrasi melancarkan aksi turun ke jalan memprotes kenaikan BBM di Myanmar. Aung San Suu Kyi, 62 tahun, yang merupakan salah satu dari 1.200 tahun tahanan politik di Myanmar, "menghadapi militer dengan kebenaran di hatinya dan dukungan para rakyatnya," kata Jack Healy, pendiri Pusat Aksi HAM. Desakan kepada Myanmar yang meningkat juga telah menarik perhatian Ibu Negara AS, Laura Bush, yang secara pribadi pada pekan lalu menelpon Ban Ki-moon untuk menyatakan keprihatinannya atas tindakan keras terhadap para pembangkang di negara itu. Pada Selasa lalu, Presiden George W. Bush mengemukakan kepada sekelompok kecil wartawan dalam wawancara di Gedung Putih bahwa ia akan mengangkat masalah Myanmar pada Sidang Majelis Umum PBB pada akhir bulan ini. (*)

Copyright © ANTARA 2007