Sekaligus canangkan Jambi sebagai provinsi layak anak
Jambi (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mengatakan, kekerasan terhadap perempuan di Indonesia saat ini sangat tinggi sehingga diperlukan kampanye yang masif untuk memutus mata rantai fenomena itu.

"Kita harus putuskan mata rantai ini (kekerasan perempuan). Kita punya target tahun 2020 tidak boleh lagi ada lagi kekerasan itu," kata Menteri Yohana dalam kuliah umum di Balairung Kampus Pinang Masak Universitas Jambi, Mendalo, Muaro Jambi, Jambi, Senin.

Dalam kuliah umum di hadapan seribuan mahasiswa Universitas Jambi itu Menteri Yohana berbicara soal "Upaya preventif generasi muda dalam perlindungan perempuan dan anak" yang dimoderatori langsung Rektor Unja Prof Johni Najwan.

Baca juga: KPPPA beri layanan kepada perempuan-anak korban kekerasan

Yohana menyebutkan berdasarkan hasil survei menunjukkan satu dari setiap tiga perempuan pernah mengalami kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual dan penelantaran hingga ekonomi.

"Sekarang sudah saatnya laki-laki memberikan posisi untuk perempuan," katanya.

Kekerasan yang dialami perempuan tersebut, kata dia, disebabkan oleh sejumlah faktor. Saat ini isu terhadap perempuan telah menjadi isu global karena perempuan juga memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah kemajuan pembangunan.

Sebab itu, kata dia, sangat dibutuhkan upaya pereventif bagi generasi muda yang aktif dalam perlindungan perempuan dan anak di Indonesia.

"Sebagai generasi muda kita memiliki peran untuk menyelamatkan anak-anak untuk masa depan dari bangsa ini yang nantinya akan menjadi pemimpin masa depan," kata Yohana yang merupakan perempuan pertama di tanah Papua yang mendapatkan gelar guru besar.

Sementara itu, Rektor Universitas Jambi Prof Johni Najwan mengapresiasi kehadiran Menteri PPPA yang telah memberikan kualitas umum bagi mahasiswa dengan tema perlindungan perempuan dan anak.

Rektor juga menceritakan sejarah awal Universitas Jambi hingga perkembangannya saat ini yang telah memiliki mahasiswa aktif mencapai 25.000.

Jambi Jadi Kota Layak Anak

Pada kesempatan itu  Yohana Yambise bersama Gubernur Jambi beserta bupati dan wali kota se Provinsi Jambi mendeklarasikan sebagai kota/ kabupaten layak anak (KLA). 

Deklarasi ini sekaligus komitmen Indonesia dalam mendukung gerakan World Fit for Children serta Keputusan Presiden nomer 36 tahun 1990. Jambi diharapkan menjadi kota yang memenuhi hak dan perlindungan khusus anak nantinya.

KLA sendiri merupakan sistem pembangunan yang berbasis pada pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak. Hingga saat ini terdapat 389 kabupaten/kota telah menginisiasi menuju KLA. 

"Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Gubernur dan para Bupati/Walikota se-Provinsi Jambi yang telah mencanangkan tekad kuat untuk mewujudkan Provinsi Jambi menuju PROVILA (Provinsi Layak Anak)," ujar Menteri PPPA, Yohana Yembise dalam acara Pencanangan Kabupaten/Kota Layak Anak Se-Provinsi Jambi, di Jambi, Minggu malam. 

"Kita harus ingat bahwa melindungi satu orang anak, berarti melindungi satu bangsa. Jika semua kabupaten/kota mempunyai komitmen menjadi KLA, maka kita berharap Indonesia Layak Anak atau IDOLA akan terwujud pada tahun 2030," tambahnya.

Penghargaan KLA 2018 telah diberikan bagi 177 kabupaten/kota, meningkat sebanyak 51 kabupaten/kota dibandingkan dengan penghargaan tahun 2017 yang  diberikan bagi 126 kabupaten/kota. Kota Jambi menjadi  satu-satunya kabupaten/kota di provinsi Jambi yang telah menerima Penghargaan KLA tahun 2018,  dengan peringkat Pratama.
 
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Yohana Yambise mencanangkan kabupaten/ kota di Provinsi Jambi layak anak (Antara Foto/ Arsip)


Baca juga: Pelaku kekerasan seksual harus dihukum berat
Baca juga: Masih tinggi, kekerasan atas perempuan dan anak

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018