Pelepasan ekspor ini merupakan upaya mendukung pengembangan kelapa secara berkelanjutan
Jakarta (Antara News) - Kementerian Pertanian melepas ekspor kelapa parut kering (dessicated coconut) sebanyak 11,38 ton dan produk kelapa lainnya dari Kota Manado, Sulawesi Utara, ke berbagai negara.

"Produk kelapa yang diekspor antara lain dessicated coconut (DC), minyak kelapa murni (coconut crude oil/CCO), turunan CCO, kelapa bulat, karbon aktif, dan air kelapa," kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Bambang melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor di antaranya Papua Nugini, Filipina, China, Amerika Serikat, Belanda, Vietnam, Singapura, Korsel, Jepang, Jerman, Afrika Selatan, Rusia, Turki, Polandia, Kuwait, Uruguay, Malaysia dan Slovakia.

Pelepasan ekspor produk dessicated coconut sebanyak 11,38 ton pada 2018 dihasilkan PT Royal dan PT Global yang beroperasi di Sulawesi Utara.

Menurut Bambang, pelepasan ekspor ini merupakan upaya mendukung pengembangan kelapa secara berkelanjutan. 

Bambang menjelaskan Direktorat Jenderal Perkebunan dan Badan Litbang Pertanian pada 2017 dan 2018 telah mengembangkan benih komoditas perkebunan strategis seperti tebu, kopi, kakao, kelapa, jambu mete, karet, cengkeh, pala, dan kayu manis guna mendorong peningkatan ekspor dari sektor perkebunan.

Pada 2017, terdapat peningkatan yang signifikan dari ekspor kelapa dan produk-produk turunannya, yakni semula 793,3 juta dolar AS pada 2013, menjadi 1,4 miliar dolar AS (Rp14,1 triliun) pada 2017 atau meningkat 43 persen.

Nilai ekspor sektor perkebunan mencapai Rp432,4 triliun atau 96 persen dari total nilai ekspor pertanian pada 2017.

Bambang menilai kelapa merupakan tanaman perkebunan yang sebanyak 93 persen berasal dari perkebunan rakyat.

Kelapa memiliki nilai ekonomi, sosial, budaya dan peran strategis dalam meningkatkan pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja, dan sumber devisa negara.

"Semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan, pangan fungsional dan papan, serta berbagai keperluan lain. Sehingga kelapa disebut sebagai pohon kehidupan atau The Tree of Life," kata dia. 

Varietas kelapa unggul nasional yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dengan benih bersertifikat, merupakan varietas unggul lokal. 

Jumlah benih yang telah disalurkan Kementan untuk petani sejak 2017/2018 telah mencapai 1.894.467 batang, dengan potensi kopra lebih dari tiga ton per hektar per tahun atau melebihi produksi kelapa nasional yang hanya 1,1 ton.

Pada kesempatan ini, Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) bersama pemda juga telah melepas beberapa varietas unggul baru kelapa, seperti Kelapa Bido asal Maluku Utara, Kelapa Sri Gemilang asal Riau yang adaptif di lahan pasang surut, Kelapa Dalam Kopyor Puan Kalianda asal Lampung dan Kelapa Babasal asal Sulawesi Tengah. 

Varietas kelapa unggul tersebut memiliki potensi produksi hingga lebih dari tiga ton kopra per hektare per tahun. 

Baca juga: Jerman pembeli rutin tepung kelapa Sulut

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018