Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan jumlah dan jenis komoditas telah sesuai dengan dokumen yang menyertainya.
Banjarmasin (ANTARA) - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan (Karantina Kalsel) melakukan pemeriksaan terhadap media pembawa berupa Palm Kernel Expeller (PKE) atau biasa disebut bungkil kelapa sawit sebanyak 2.300 ton yang akan diekspor menuju Vietnam.

"Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan jumlah dan jenis komoditas telah sesuai dengan dokumen yang menyertainya," kata Kepala Karantina Kalsel Sudirman, di Banjarmasin, Minggu.

Pejabat Karantina yang bertugas juga harus memastikan bahwa komoditas terbebas dari organisme pengganggu tumbuhan/organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPT/OPTK) yang berupa serangga hidup.

Sudirman mengatakan terhadap bungkil kelapa sawit dilakukan pengambilan sampel untuk kemudian diperiksa lebih lanjut di laboratorium Karantina Tumbuhan guna memastikan ada atau tidaknya OPT/OPTK.

Sebelum diberangkatkan, komoditas dengan nilai Rp4,8 miliar itu, juga akan diberi perlakuan berupa fumigasi yang mana merupakan salah satu persyaratan dari negara tujuan.

Sudirman menyampaikan Karantina berkomitmen memberikan pelayanan serta pengawasan terhadap kualitas dan kesehatan komoditas tumbuhan yang akan diekspor.

Dia menjelaskan, setiap komoditas yang akan diekspor harus memenuhi persyaratan negara tujuan dan dilakukan tindakan karantina sesuai SOP sebelum diterbitkan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) sebagai jaminan keberterimaan di negara tujuan.

Bungkil kelapa sawit merupakan produk akhir atau limbah dari proses pengolahan inti sawit menjadi minyak sawit.

Komoditas ini kerap dimanfaatkan menjadi bahan baku pakan ternak, sehingga banyak diminati oleh berbagai negara termasuk Vietnam.
Baca juga: 10.000 ton bungkil sawit di ekspor ke New Zeland dari Teluk Bayur
Baca juga: Sulbar mengekspor perdana 5.500 ton bungkil sawit ke China

Pewarta: Firman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024